Hari demi
hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan telah berlalu. (Sebenarnya mau
aku tambahkan detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam...tapi terlalu
panjang) Aku sudah melupakan “Lomba
Menulis: Daihatsu Mencari Cerita tentang Sahabat”
Pada bulan
Nopember awal, aku menerima telpon dengan nomor tak dikenal dengan kode kota
(021). Dari Jakarta, siapakah gerangan?
“Hallo...”
kataku mengawali pembicaraan
“Hallo, Maaf
Bapak. Apakah benar kami sedang bicara dengan Bapak Basuki Belanegara?”
“Iya, benar.
Ini siapa ya?” tanyaku
“Kami dari
daihatsu Bapak,”
“Daihatsu? Ada
apa ya? Saya tidak pernah memesan mobil. Mungkin Anda salah sambung,” jawabku
“Maaf Pak.
Bukan itu. Bapak pernah mengirimkan cerita tentang sahabat.”
Aku terdiam
agak lama. Cerita yang mana? Pikirku
“Oh, iya. Yang
lomba itu ya?” kataku
“Benar Bapak.
Dari 12.000 cerita yang kami terima, Bapak termasuk salah satu dari 105 yang
berhak mengikuti final lomba cerita tentang sahabat. Untuk itu Bapak kami
undang untuk mengikuti babak final di Jakarta pada tanggal 23 Nopember 2012. Bapak
juga berhak mendapatkan akomodasi berupa tiket pesawat pulang pergi serta
menginap di hotel Millenium untuk 3 orang, untuk Bapak dan 2 sahabat Bapak
yaitu Tri Raharjo dan Nurkholis. Untuk informasi tiket dan perjalanan nanti
pihak Smailing Tour akan menghubungi Bapak untuk konfirmasi. Oh..ya, yang harus
Bapak persiapkan untuk mengikuti final adalah Bapak harus bisa menyanyikan
jingle daihatsu. Terima kasih Bapak. Itu info dari kami. Selamat Siang.”
Aku terdiam
beberapa saat.
“Selamat
siang,” kataku terlambat karena telepon sudah dari tadi berbunyi
tuut..tuuut..tuut tanda sudah ditutup.
Aku tak
menyangka, tulisan ringkasku tentang persahabatan ini masuk final. Dan yang tak terbayangkan adalah aku akan naik pesawat.
Aku segera menghubungi 2 orang sahabatku yang kebetulan berdomisili di Kebumen untuk bersiap-siap ke Jakarta. Beberapa hari kemudian, aku mendapat surat
undangan resmi dan ditelepon oleh Samiling tour untuk mengirimkan fotocopy KTP
kami bertiga via e-mail untuk mengurus tiket pesawat.
Tak lupa, aku
meminta ijin kepada Bapak Kepala Sekolahku untuk mengikuti final lomba menulis
ini.
“Saya minta
ijin mengikuti final lomba menulis cerita di Jakarta. Sebenarnya bukan lombanya
yang ingin saya tuju. Tapi Tiket pesawat ini, saya pingin sekali naik pesawat
Pak. Boleh ya Pak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar