alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 13 Februari 2015

BALADA SEONGGOK BENDA

Pada sebuah batu. Bukan batu bacan, safir, zamrud, kecubung, ruby, topaz, kalimaya, giok, lavender ataupun klawing. Batu berwarna abu-abu di tepi jalan yang berdiameter kurang lebih 50 cm itu berada di depan pintu gerbang sebelah kanan sebuah rumah mewah di dekat sekolahku. Rumah itu nampak kosong karena pagar depan tertutup. Pagi itu, aku melihat seonggok benda di atas batu itu. Aku hanya melihat dari dalam mobil yang aku kendari setiap pagi. Jadi hanya indra penglihatan yang aku fungsikan. Dan cukup indra itu saja. Aku tak perlu turun dari mobil untuk meneliti lebih dalam benda tersebut. Cukup dari bentuk, letak, dan warnanya saja. Benda itu terlihat menonjol karena keberadaannya yang unik. Di atas sebuah batu yang juga hanya satu-satunya di depan rumah itu.

Hari ke-1 : Ketika baru melihatnya aku sempat penasaran melihat benda itu. Benda apakah itu? Mengapa benda itu ada di atas sebuah batu? Wajarkah? Pandangan pertamaku : benda itu berwarna kuning ada bercak hitam dan hijau. Bentuknya bulat melingkar seperti ular berdiameter sekitar 4 cm di bagian tengah dan panjang sekitar 20 cm.

Hari ke-2 : Warna kuningnya mulai menua. Sekelompok lalat nampak mengerubuti benda tersebut.

Hari ke-3 : Warnanya berubah menjadi kecoklatan. Sekelompok lalat yang kemarin mengerubutinya sudah pergi. Hanya ada satu lalat hijau besar berada di atasnya. Tubuhnya berkilat-kilat hijau nampak perkasa. Mungkin dia sedang menunjukkan kekuasaannya karena telah berhasil mengusir kelompok lalat-lalat kecil.

Hari ke-4 : Benda tersebut sudah berubah coklat tua dan kehitaman. Tak ada hewan apapun. Mungkin mereka sudah bosan.

Hari ke-5 : Benda tersebut sudah berubah hitam total.

Hari ke-6 : Warna hitamnya memudar agak krem. Volumenya agak menyusut.

Hari ke-7 : Warnanya total menjadi krem. Nampak kering seperti tembikar yang siap dibakar menjadi perkakas rumah tangga. Volumenya menyusut lebih kecil dengan diameter sekitar 3 cm.

Hari ke-8 : Benda itu kembali berwarna hitam. Bentuknya kembali membesar seperti semula. Aku menyangka itu benda baru. Ternyata dugaanku salah. Benda tersebut masih benda yang sama. Benda itu berubah kembali ke awal karena tadi malam hujan deras mengguyur kotaku. Air hujan telah melembabkannya dan membuatnya mengembang kembali. Lalat hijau nampak kembali bertengger di atasnya.

Hari ke-9 : Benda itu sudah hilang. Tak ada lagi siapa-siapa lagi di atas batu itu. Nampak pintu gerbang sudah terbuka. Ternyata sang pemilik rumah sudah pulang.

Entah kemana nasib benda tersebut sekarang. Ke tempat sampah? atau ke kebun kosong? atau ke sungai? Masih ada tahap kehidupan lain yang masih harus dijalaninya karena benda itu belum bertemu dengan kumbang scarabidae.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar