Ujian praktik Bahasa Perancis hari ini selesai pukul 11.00. Pada pukul 12.00 aku masih punya jadwal mengajar di kelas X. Sebenarnya aku masih merasa lelah setelah menguji ujian praktik kelas XII. Tapi ini adalah kewajiban. Aku tetap harus mengajar di kelas X.
Aku bergegas menuju ke kelas X MIIA 1. Para siswa masih ramai bercanda dengan teman-temannya.
"Pak, kosong saja sih Pak. Dari tadi juga kosong. Kelas lain juga banyak yang kosong," kata salah satu siswa.
"Kebetulan nih," kataku dalam hati. Betul-betul dalam hati.
Tapi aku tak boleh mengungkapkan perasaanku. Aku harus pura-pura mempunyai tekad kuat untuk mengajar.
"Kalau dari tadi sudah kosong, sekarang jangan sampai kosong. Kan sayang. Sekolah kok tidak mendapatkan ilmu. Siapa yang rugi? Untuk itu, sekarang kita mulai saja pelajaran kita," kataku
"Yaaaaahh! sekali-kali sih Pak buat refresing," timpal mereka.
Kondisi ujian praktik memang sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas X dan XI. Guru yang sedang bertugas menguji ujian praktik harus meninggalkan kelas X dan XI dan biasanya hanya memberi tugas. Lagi pula, dari lapangan basket terdengar soundtrack-nya ujian praktik senam berdebum keras. Konsentrasi siswa terganggu. Banyak guru yang memilih tidak mengaar dan membiarkan siswanya menonton ujian praktik senam.
"Ya sudah. Cerita saja ya?" tawarku
"Tak mau Pak, tugas saja Pak" jawab mereka
Aku paham dengan jawaban mereka. Mereka tak mau diberi cerita karena biasanya ujung-ujungnya ceritaku kembali ke materi pelajaran. Mereka dengan senang hati diberi tugas karena tugas itu bisa dikerjakan dengan cara:
1. Kerjasama dengan teman
2. Membutuhkan waktu yang lebih cepat.
3. Bisa dikerjakan sambil nonton kakak kelas XII ujian praktek senam.
4. Lebih santai dan tidak tegang.
5. Ditinggal gurunya pergi
"Ya sudah lah. Buka bukunya halaman 40. Kerjakan latihan 34 dan latihan 35. Dikumpulkan," perintahku
"Oke Pak," jawab mereka serentak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar