Khutbah Jum'ah berakhir dan muadzin mengumandangkan "iqomah". Aku segera berdiri. Dari belakangku, seseorang maju di shafku dan berdiri di sampingku.
"Pak Bas," sapa dia lirih sambil tersenyum. Aku lupa namanya. Tapi aku tak mungkin lupa wajahnya. Dia adalah salah satu mantan muridku, lulus 3 tahun yang lalu. Badannya tinggi besar dan rambutnya cepak model militer.
Secara spontan dia mengajakku salaman. Aku pun mengulurkan tanganku. Pada saat aku akan menarik tanganku kembali (aku kira sudah selesai), dia melanjutkan dengan menggenggam tanganku di bagian ibu jariku. (posisi seperti mau lomba panco). Aku dengan sigap melayaninya. Kugenggam juga ibu jarinya dengan erat. Tiba-tiba, dia menarik tangannya ke posisi semula dan kembali bersalaman seperti umumnya.
"Eh, Maaf Pak," kata dia sambil mencium tanganku, nampak kikuk.
"Nggak apa-apa. Tak ada yang salah," kataku sambil senyum dan menepuk pundaknya.
(Kataku dalam hati: "Emang lu doang yang bisa salam komando. Gue juga bisa")
Sayang, aku tak sempat mengobrol lebih lanjut dengannya karena sholat Jum'at sudah dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar