Pagi ini, aku berangkat sekolah tidak mandi. Gara-garanya adalah air PAM mati. Air yang tersisa hanya satu ember dan dipakai anakku. Sebenarnya di mushola ada kamar mandi dan pasti ada airnya karena mushola menggunakan air sumur. Tapi karena belum pernah mandi di mushola, aku lebih memilih menahan diri untuk tak mandi. Lagian, pasti antri. Untuk menutupi bau yang pasti tak wangi, aku menggunakan minyak wangi. Minyak wangi yang tak pernah kupakai. Minyak wangi ini dibelikan istriku. Minyak wangi khusus pria, merk terkenal. Yang iklannya ada cowok pakai minyak wangi ini dan semua cewek ikut. Katanya baunya enak. Aku sebenarnya tak suka pakai minyak wangi. Jadi minyak wangi ini masih utuh. Tapi apa boleh buat, pagi ini aku terpaksa memakainya.
Sekali kusemprot, baunya menohok hidung.
"Kok nggak enak Ma!" kataku pada istriku.
"Nggak enak gimana? Wangi sekali. Segaaar.." kata istriku.
"Baunya nyegrak," kataku
"Ini memang minyak wangi khusus pria. Jadi yang bisa merasakan wanginya adalah perempuan," kata istriku membela.
Iya mungkin. Buktinya aku memang lebih menyukai minyak wangi yang dipakai oleh istriku, minyak wangi khusus perempuan.
Dengan wangi-wangian seperti ini, aku jadi percaya diri memasuki ruang kelas walaupun tak mandi.
"Wuih, Pak guru pakai minyak wangi. Enak sekali baunya. Minyak wangi apa Pak?" kata Sinta
Aku hanya tersenyum menanggapi pujian itu.
"Tumben Pak, pakai minyak wangi. Minyak wangi mahal ini, minyak wangi khusus pria," kata Ita sambil mengendus-endus bau minyak wangiku.
"Aku tahu, aku tahu, ini gara-gara air PAM mati kan Pak," teriak Indra, siswa yang rumahnya satu komplek denganku.
"He, sama-sama tidak mandi dilarang buka rahasia ya," teriakku juga.
"Ooo... belum mandiiii," teriak anak sekelas serempak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar