Pra-UN adalah uji oba Ujian atau semacam try out menjelang Ujian Nasional. Pra-UN di sekolahku dilaksanakan dari hari Senin-Rabu, tanggal 2-5 Maret 2015. Setelah 3 hari melaksanakan Pra-UN, para siswa kelas XII tetap menjalankan aktivitas belajarnya seperti biasa.
Pada saat aku masuk kelas, mereka mencegatku.
"Pak refresing sih Pak, kami capek 3 hari menjalani Pra-UN. Masa hari ini kami diajar juga," kata salah satu siswa.
"Iya Pak," kata yang lain menimpali.
"Kalian ini aneh. Kalau mau refresing kenapa kalian berangkat ke sekolah?" tanyaku
"Nanti kalau bolos, kami dihukum Pak."
"Kan pakai surat ijin. Tulis surat yang menyatakan bahwa hari ini saya tidak masuk sekolah karena kelelahan dan butuh istirahat," lanjutku
"Kalau anak sekelas ijin semua ya pasti dikira kami kongkalingkong. Pasti dihukum juga."
"Ya sudah, resiko kalian. Karena kalian berangkat sekolah ya kalian harus siap menerima pelajaran," jawabku sambil melanjutkan pelajaran.
Kulihat mereka nampak "hidup segan dan mati pun tak mau". Ada yang mengantuk. Ada yang melamun. Ada yang ngobrol dengan temannya. Apa boleh buat, aku tetap menunaikan tugasku dan melanjutkan pelajaran. Sama sekali tak nyaman mengajar dengan kondisi seperti ini. Tapi aku harus bertahan dengan suasana seperti ini karena ini kewajiban.
Empat puluh lima menit berjalan, semakin parah.
Aku menyadari bahwa mereka memang betul-betul jenuh dan stress, secara psikis butuh refreshing. Mereka butuh penyegaran otak setelah 3 hari berturut-turut menjalankan Pra-Un. Tapi bagaimana caranya? Diliburkan? Bukan solusi. Di rumah belum tentu bisa refreshing dan memulihkan otak. Sekolah seharusnya mempunyai program refreshing dan memulihkan otak pasca Pra-UN. Dengan cara apa? Refreshing biasanya dilakukan dengan terapi yang menyenangkan: jalan-jalan, makan bersama, ngobrol bareng, nge-game, mendengarkan musik dan lain-lain. Tapi ini harus dikoordinasi agar tujuan pemulihan kesegaran otak benar-benar terwujud bersama-sama, tidak bisa dilakukan secara separatis.
Aku yakin tidak hanya siswa-siswa di kelasku ini saja yang mengalami kejenuhan. Kelas lain pun pasti demikian. Tapi aku heran mengapa para guru tidak pernah membicarakannya. Apakah mereka tidak mengalami apa yang aku alami sekarang ini? Atau mereka sudah tahu cara menyegarkan otak para siswa Atau aku saja yang tak bisa membuat para siswa tidak jenuh dan tidak dalam menerima pelajaran? Atau aku saja yang tidak mempunyai tips untuk memulihkan psikis dan menyegarkan otak para siswa?
Ternyata benar. Hanya aku yang tak tahu cara menyegarkan otak para siswa. Hanya aku yang tidak bisa mengobati kejenuhan para siswa karena hanya aku yang mengajar di kelas. Kelas lainnya kosong. Tak ada yang mengajar. Oooo..aku baru paham. Begitu ya caranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar