alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 28 November 2014

NJEGRIG

Pagi ini aku keramas memakai sampo yang baru kubeli kemarin sore. Harganya mahal, baunya wangi apel segar. Hasilnya:
"Pak, Rambut Bapak kok njegrig gitu, njijiki Pak," komentar salah satu siswaku di kelas.
"Ah...masa sih?" tanyaku penasaran sambil kupegang rambutku bagian atas. Kurasakan rambutku berdiri. Tak biasanya seperti ini. Rambutku memang sudah agak panjang dibandingkan biasanya, 2 cm di kanan kiri dan belakang dan 5 cm di atas (model militer). Biasanya rambutku tergolong rambut yang penurut alias mudah diatur. Tapi sekarang berubah seperti ini. Tadi pagi juga sudah kusisir rapi. Aku memang tak pernah pakai minyak rambut sejak pengalamanku berganti-ganti minyak rambut dan membuat rambutku meninggalkan dunia hitam alias ber-uban.
"Ini Pak, saya pinjami," kata siswa tadi sambil menyodorkan sebuah cermin kecil dan sisir.
Benar juga rambutku njegrig, menguncung di depan seperti Encep. Ini pasti efek sampo baruku. Wah, kacau. Kusisir pelan-pelan, balik lagi. kusisir lagi, balik lagi. Rambutku membangkang tak mau tidur.
"Haha... dibasahi dulu Pak" kata mereka.
"Sudah lah tak jadi sisiran. Percuma," kataku sambil mengembalikan sisir beserta cerminnya.
Kubiarkan rambutku tetap mendongak ke atas dengan sombongnya. Kulanjutkan pelajaran dengan penuh ketidaknyamanan. 2 jam pelajaran di kelas, rasanya tersiksa tak ada habisnya.

Aku berjanji demi kenyamanan kelas, aku akan memperbaiki penampilanku. Akan kubuang sampo-ku yang mahal itu. dan nanti sore, pasti kucukur rambutku lebih pendek agar dalam kondisi apapun tak njegrig lagi.

Penampilan is important, although it's not the most important.


njegrig : berdiri tegak
njijiki : menjijikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar