Saat aku sedang menerangkan pelajaranku dengan penuh wibawa tentunya dan para siswa pun sedang konsentrasi penuh, tiba-tiba:
"Celeng kamu"
"He...siapa itu?" tanyaku kaget.
"Erdi yang misuh Pak," kata Damar
"Erdi..kenapa kamu misuh-misuh kayak gitu?" tanyaku lebih lanjut
"Damar kurang ajar Pak, pinjam pulpen main rebut aja," jelas Erdi.
"Kamu tahu ga, sekolah ini adalah sekolah yang sopan dan santun, siswa-siswanya dan guru-gurunya tak ada yang bicara tak pantas seperti itu," kataku menjelaskan.
"Tapi saya jengkel Pak," jawab dia membela diri.
"Tapi tak perlu kata-kata seperti itu. Ini sekolah. Tempatkan kata-kata pada tempatnya. Kata-kata tersebut tak pantas diucapkan di sekolah. Celeng alias babi hutan adalah binatang menjijikan, haram, najis,"
"Erdi biasa misuh seperti itu Pak," kata siswa yang lain.
"Apakah benar Erdi, kamu suka misuh seperti itu?" tanyaku
"Iya Pak, tapi cuma kalau lagi jengkel Pak," kata dia
"Ya iya lah, mana ada orang lagi senang, misuh-misuh. Saya tahu misuh adalah salah satu naluri manusia yang paling dasar. Di dunia manapun, kapanpun dan bahasa apapun ada kata-kata pisuhan. Tapi lihatlah situasi, kondisi dan lingkungan. Di pasar atau di terminal, kamu bisa misuh semaumu. Tapi di sekolah kata-katamu yang halus, yang sopan. Binatang najis kok disebut-sebut"
"Sudah biasanya seperti itu sih Pak," jawab Erdi
"Jangan dibiasakan dan jangan diulangi lagi," kataku
"Terus kalau saya mau misuh gimana Pak?" tanya dia mendesak
"Pakai kata-kata yang halus," jawabku
"Contohnya Pak?"
Aku bingung mencari jawaban. Kalau misuh dengan kata "kawan, sayang, manis" namanya bukan misuh. Akhirnya kujawab binatang yang sepadan tapi lebih terhormat.
"Sapi, kambing, atau kucing," jawabku.
"Wedus kamu" pisuh Erdi dengan keras kepada Damar
Aku mengalami gagal rasa. Kurasa-rasakan kualitas rasa antara celeng kamu dan wedus kamu sama. Mau sapi, kambing, kucing atau celeng, tetap saja misuh.
Aku lupa, kenapa aku tak mengajarkan supaya sabar dan jangan misuh.
*) Misuh : Umpatan
Wedus : kambing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar