"Kartu testmu mana?" tanyaku ketika aku berkeliling memeriksa kartu test satu per satu.
"Ketinggalan Pak," jawabnya.
"Kamu ke ruang sekretariat dulu. Minta surat ijin masuk mengikuti test,"
"Soalnya kamu nggak bisa menunjukkan kartu test."
"Ketinggalan Pak. Beneran. Berani sumpah," sanggahnya.
"Mau ketinggalan atau hilang, kamu harus minta surat ijin masuk," kataku.
Jaman dahulu kala, kartu test adalah bukti bahwa siswa sudah lunas SPP dan berhak untuk mengikuti test. Bagi yang belum lunas SPP, harus membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh orang tua kapan akan melunasi SPP. Siswa yang belum lunas SPP ini tetap boleh mengikuti test dengan kartu test sementara yang harus ditandatangani oleh panitia di ruang sekretariat setiap pagi sebelum masuk ruang test. Cukup merepotkan.
Pada jaman sekarang, kartu test hanya sebagai identitas peserta test untuk mengetahui di ruang berapa, meja nomor berapa dan kapan dia harus mengikuti test. Tak ada syarat apapun untuk mendapatkan kartu test karena tak ada lagi SPP yang harus dibayarkan. Sekarang semuanya gratis.
Namun demikian, kartu ini wajib dibawa setiap hari dan ditunjukkan kepada pengawas. Untuk apa?
1. Untuk membiasakan kedisiplinan dan ketertiban.
2. Untuk menunjukkan tempat dan jadwal test. Jangan sampai, siswa yang seharusnya di Ruang 2, ternyata masuk ke ruang 10. Jangan sampai pula jadwal test tanggal 5 Juni 2023, dia berangkat test pada tanggal 4 Juni 2023. Kan hari Minggu.
3. Untuk menghindari perjokian. Peserta test yang tidak membawa kartu test bisa dituduh sebagai bukan siswa karena tanpa identitas peserta test. Dia bisa saja orang lain. Bisa temannya, saudaranya, adiknya, kakaknya, bapaknya, ibunya, tetangganya atau bahkan jelmaan makhluk lain yang menyamar untuk membantu mengerjakan test agar nilainya bagus.
4. Untuk mematuhi peraturan yang ada. Karena aturannya harus membawa kartu test, ya sudah dibawa saja.
"Jadi, kartu test harus selalu dibawa. Ora usah ngeyel."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar