alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 22 Agustus 2023

HALAL FOOD

Untuk menyambut kami guru-guru Indonesia (aku dan Bu Arie) yang akan bekerjasama dalam bingkai Bridge, maka guru-guru MacKillop Catholic College Palmerston NT melakukan sambutan dengan makan siang di Ayuriz Cafe di kompleks pertokoan pusat kota Darwin. Aku datang bersama Pak Martin dan Ben, anaknya Pak Martin. Bu Arie datang bersama Bu Lenny. Bu Candice datang bersama Pak Mattew. Sedangkan Ibu Bee tidak bisa hadir karena sedang punya bayi.

Menu yang tersedia tentu saja menu masakan Indonesia: bakso , soto, mie goreng, nasi goreng, ayam goreng, dan lain-lain. Pemiliknya adalah orang Indonesia tepatnya orang Surabaya yang telah tinggal selama lebih dari 30 tahun. Sayangnya ketika aku mau minta foto, pengunjung sedang ramai. Aku gagal mendapatkan foto bersama pemilik Ayuriz Cafe ini.
Ketika aku disuruh memilih menu, aku benar-benar bingung. Semua makanan tersebut hampir tiap hari aku makan. Harapanku mereka menyambut kami dengan makanan khas Australia, misalnya sate kanguru, soto daging kanguru, burung unta bakar, telur asin burung unta, burung emu geprek, atau kasuari goreng. Tapi jangan buaya goreng. It's not halal.
Namun apa boleh buat, ini warung makan masakan Indonesia. Jadi aku tetap harus memilih masakan Indonesia.
"Siapa tahu nasi goreng Australia berbeda dengan nasi goreng Indonesia," kataku dalam hati sambil memantapkan niat untuk memesan nasi goreng mawut.
Beberapa saat kami menunggu pesanan tiba-tiba ada yang menyapaku.
"Selamat siang. Apakah Bapak dari Indonesia?" tanya seorang perempuan yang sedang menikmati ayam penyet.
"Iya benar. Ibu orang Indonesia?" tanyaku balik.
"Iya. Saya Yuli dari Ambon," jawabnya sambil memperkenalkan dua temannya yang berasal dari Kupang.
Bertemu orang Indonesia di rantau seperti hujan salju di gurun sahara di siang bolong. Mak nyes. Aku sangat merindukan obrolan dalam Bahasa Indonesia setelah dua hari aku begitu kelelahan berbicara dan mendengarkan bahasa Inggris Australia.
Setelah pesanan datang, aku mencicipi nasi goreng mawut dengan lauk ayam goreng.
"Kok rasanya sama. Nggak ada bedanya dengan nasi goreng Indonesia," kataku masih dalam hati.
Setelah merenung beberapa saat dan kutimbang-timbang, akhirnya kutemukan perbedaan yang sangat jauh.
"Harga nasi goreng di Indonesia cuma Rp. 12.000. Harga nasi goreng di Australia adalah 16,5 $ AUD alias Rp 165.000."
Nah lho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar