alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 01 April 2016

SEBUAH CERITA RINGAN: TERLAMBAT TUJUH MENIT

Sita setengah berlari-lari tergopoh-gopoh memasuki pintu gerbang. Tak lupa tangannya menyambar pucu-pucuk daun tetehan yang masih diselimuti embun di balik pintu gerbang. Kebiasaan yang tak bisa dihilangkan sejak ia bersekolah di sini. Di lobi, Pak Bejo sedang membaca koran.

“Selamat pagi Pak,” sapa Sita
“Selamat Pagi,” jawab Pak Bejo

“Tujuh menit ya Pak?” tanya Sita sambil memandang jam dinding di atas Pak Bejo. Jarum panjang sudah 2 langkah melewati angka 1, jarum pendek masih tegar berada di angka 7.

“Sita, kamu terlambat kenapa?” tanya Pak Bejo

“Bangun kesiangan Pak,” jawab Sita sambil memilih jenis hukuman di “Daftar Sanksi Siswa Terlambat” yang ditempel di sebuah whiteboard di dinding. Masing-masing ada 20 jenis hukuman untuk keterlambatan 1-5 menit, 5-10 menit, 10-15 menit dan >15 menit. Tinggal pilih.

“Saya pilih membantu Mas Nung Pak,” kata Sita
“Ok, silahkan!”

Sita segera melepaskan jaket dan tas punggungnya. “Titip ya Pak,” kata Sita sambil meletakannya di bangku panjang Pak Bejo. Sita segera menuju taman di sebelah kanan sekolah.

“Mas Nung... masih ada yang bisa kubantu?” sapa Sita
“Pilih menggantikan Mas Nung mencabuti rumput atau mengaduk kompos?” tanya Mas Nung
“Ada yang lebih bersih nggak?” tanya Sita
“Ada. Mengantar surat ke kecamatan,” jawab Mas Nung
“Jauh amat, nggak mau ah,”
“Hmmm.... kamu cukur bonsai di pojok itu saja, jenggotnya sudah mulai gondrong. Guntingnya di kotak alat. Hati-hati ya, jangan sampai pethak,” suruh Mas Nung

“Ok..” Sita mengambil gunting pohon di kotak alat. Ia aga ragu. Ia belum pernah memotong tanaman. Pelan-pelan, ia mulai memotong tunas-tunas hijau muda yang baru tumbuh sekitar 10 centimeter. Ia hanya memotong daun-daun mudanya untuk mengikuti pola daun tua yang sudah berbentuk. Ia melakukannya dengan sangat hati-hati karena ia, bahkan semua siswa tahu bonsai itu adalah bonsai kesayangan Mas Nung. Kurang lebih 30 menit, pekerjaannya selesai.

“Sudah selesai Mas Nung,” kata Sita

Mas Nung mendekat dan memeriksa hasil kerja Sita. Kanan kiri atas bawah.

“Bagus, rapi. Kamu punya bakat juga Sita,”
“Iya dong, siapa dulu.... Sita” kata Sita senang.
“Terima kasih, besok terlambat lagi ya,” canda Mas Nung
“Huh, enak aja,” jawab Sita sambil cuci tangan.

Sita kembali ke depan menghadap Pak Bejo.

“Sudah selesai Sita? Besok jangan terlambat lagi ya..nih,” kata Pak Bejo sambil menyerahkan sesobek kertas buram berukuran 10 x 15 cm. Tak ada tulisan apapun di atas kertas tersebut, hanya ada tanda tangan Pak Bejo. Tanda tangan yang sederhana dan mantap.

“Iya Pak. Terima kasih,” kata Sita sambil merenggut tas dan jaketnya.

#
“Tok....tok ...tok, assalamu’alaikum...,” kata Sita sambil membuka pintu.
“Wa’alaikum salam,” jawab Bu Tuti dan teman-temannya

Sita menyerahkan kertas sobekan dari Pak Bejo kepada Bu Tuti.

“Silahkan duduk Sita. Nanti kamu pelajari materi yang ketinggalan ya,” kata Bu Tuti

“Iya Bu, jawab Sita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar