alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Senin, 18 April 2016

BULE MAKAN DURIAN

Di depan Teman Joger yang berlokasi di Jalan Raya Denpasar-Bedugul km 37,5 banyak penjual durian. Aku tengah sibuk memilih durian, ketika 2 orang bule (laki-laki dan perempuan muda) turun dari sepeda motor mampir di warung durian ini. Pakaiannya rapi. Sang perempuan memakai celana panjang abu-abu dengan T-Shirt warna putih. Sang laki-laki memakai celana ¾ warna cream, kaos warna putih, memakai kacamata dan menggendong tas ransel. Nampak sekali berpendidikan. Dengan bahasa Inggris, sang bule meminta sedikit durian. Sang penjual nampak bingung. Bukan karena tak paham dengan bahasanya atau isyaratnya tapi karena baru kali ini ada bule membeli duriannya.

Sang bule tak mau membeli durian utuh. Dia ingin durian yang telah dikupas. Sang penjual mengerti dan dengan sigap melayani mereka. Dia pilihkan durian yang benar-benar matang dan dibuka. Sang turis memberikan uang Rp. 10.000 dan mengambil separoh belahan durian. Separoh lagi dikembalikan.

Mencari meja yang kosong, mereka berdua membawa durian tersebut. Dicium sebentar kemudian dicicipinya sedikit demi sedikit. Hanya berkali-kali matanya menerawang ke atas seakan-akan membayangkan rasanya. Awalnya, aku mengira mereka akan membuat ekspresi yang aneh sebagaimana bule makan durian. Anehnya, mereka biasa saja. Tanpa ekspresi. Tak ada kesan enak atau tidak enak. Datar saja. Dari separoh buah durian, mereka hanya makan beberapa biji dan masih menyisakan beberapa biji yang lain di atas meja. Tak ada rasa jijik dan rasa suka di wajah mereka. Kalem sekali.


Rupanya mereka hanya ingin mencicipi buah yang dikenal dengan “The king of fruit” tersebut secara akademis. Tak perlu ekspresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar