Hari ini, 4 April 2016 Ujian Nasional untuk tingkat SMA
telah dimulai. Bersama Pak Uji, aku ditunjuk menjadi petugas pengambil soal ke
panitia Sub Rayon. Karena pengambilan soal dilakukan pada pukul 05.30 maka aku
harus bersiap-siap lebih awal. Bangun lebih awal, mandi lebih awal, berdandan
lebih awal. Sayangnya, tak bisa sarapan lebih awal karena nasi di rumah belum
matang dan belum ada warung makan buka.
Pagi pukul 05.25, tanpa sarapan, aku sudah berangkat ke
sekolah. Dari sekolah, dengan menggunakan toyota altis hitam milik Pak Uji, aku
bersama Pak Uji mengambil soal ke sub rayon. Di Sub rayon, kami bertemu dengan pengambil
soal dari sekolah-sekolah lain yang juga berkepentingan sama. Sebelum soal
diterima, kami harus menandatangani berita acara, menyerahkan surat tugas dan
SPPD. Setelah soal kami terima, soal tersebut harus kami cek terlebih dahulu
sebelum meninggalkan tempat. Ada 4 kardus berisi soal Bahasa Indonesia 2 kardus
(IPA dan IPS), Kimia (IPA) 1 kardus dan Geografi (IPS) 1 kardus. Masing-masing kardus berisi 7
amplop soal sesuai dengan jumlah ruang. Dan amplop-amplop tersebut masih
tersegel dengan rapi serta terbungkus plastik sangat rapat. Jadi tak mungkin
ada yang tercecer dan bocor. Dijamin aman.
Menjadi pengambil soal tak ada suatu yang istimewa karena
prosedurnya jelas. Walaupun begitu aku masih agak gagap untuk melakukannya
karena baru pertama kali aku menjadi petugas pengambil soal. Sementara Pak Uji
yang setiap penyelenggaraan Ujian Nasional selalu menjadi pengambil soal sudah
hapal langkah-langkah yang harus beliau tempuh termasuk cara memarkir mobilnya
agar posisinya pas untuk mengangkut soal.
Kardus-kardus soal dimasukkan ke bagasi. Kami melaju dengan kencang tanpa
pengawalan khusus dengan sirene yang meraung-raung sebagaimana pembawa barang
yang bertuliskan “rahasia negara”. Sepanjang jalan, warung-warung makan mulai
buka. Aku berharap-harap cemas akankah Pak Uji membelokkan mobilnya ke
salah satunya sebentar saja. Bisakah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar