Aku tersentak dan terbangun. Bus yang aku naiki mengerem mendadak.
Tidak hanya aku, para penumpang lain pun banyak yang terhenyak kaget. Jam
menunjukkan pukul 01.30 WIB. Kulihat dari kaca jendela nama “Situbondo” di
salah satu papan nama salah satu toko kecil. Rupanya kami telah sampai di
Situbondo, salah satu kota di Jawa Timur. Suasana telah lengang. Hanya beberapa
lampu di depan rumah dan toko yang menemani kami. Beberapa mobil bersimpangan
dengan bus kami. Garis jalan terlihat jelas karena ada titik sinar yang memancar dari
setiap ujung garis putus-putus yang ada di tengah jalan.
“Di garis-garis jalan kok menyala. Itu lampu ya?” tanya
salah satu siswa yang duduk di jok belakangku kepada teman di sampingnya.
“Bukan. Kalau lampu, keinjak roda ya pecah. Kabelnya juga dari
mana?” jawab siswa di sampingnya
“Terus apa?”
“Itu stiker seperti yang ditempel di rompi polisi atau
tukang parkir. Jadi kalau kena sinar, akan menyala,” jawabnya lagi dengan
mantap.
“Kok jalan yang sini nggak ada stikernya ya?” tanya dia setelah
kami melewati jalan yang agak terang.
“Mungkin kertas stikernya sudah habis,”
Sang penanya pun diam dan tidur kembali dengan puas, sepuas
dia telah mendapatkan penjelasan tentang stiker. Sedangkan aku kembali tidur
dalam kebingunganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar