alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Senin, 18 April 2016

DAPODIK YANG SEDIKIT BERMASALAH

Surat Keputusan tentang Penerima Tunjangan Profesi (SKTPTP) baru keluar pada tanggal 06 April 2016. SKTPTP bertanggal 29 Februari 2016 itu ditandatangani oleh Kepala atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dari 29 penerima tunjangan profesi di sekolahku, hanya ada 12 nama (tidak termasuk namaku) yang telah tercantum dalam SK tersebut.

Menurut info.gtk.kemdikbud.go.id, guru-guru yang belum tercantum dalam SK tersebut masih bermasalah dengan jam mengajar yang tidak linear dan tugas tambahan yang belum masuk dalam data. Data yang terdapat di website tersebut berasal dari dapodik yang diupload oleh operator masing-masing sekolah. Siapakah operator di sekolahku? Aku.

Sebagai operator dapodik, pagi ini aku dicecar pertanyaan oleh rekan-rekan guru mengapa nama-nama mereka tidak muncul dalam SK tersebut dan mengapa mata pelajaran yang mereka ampu tidak linear. Dan mengapa dalam data tersebut sekolahku tidak terimbas Kurikulum 2013, padahal sekolah kami telah menggunakan kurikulum 2013 sejak awal. Kesalahan siapa ini?

Aku berusaha menjelaskan bahwa data di dapodik sudah lengkap semua dan sudah divalidasi. Perihal mata pelajaran yang tidak linier aku tidak tahu mengapa bisa begitu. Perihal sekolah kami tidak terimbas Kurikulum 2013 juga aku tidak bisa mengubah data kurikulum.

Menurut harian Kompas hari Senin, 11 April 2016, halaman 12, dalam berita berjudul “TUNJANGAN PROFESI: DATA POKOK PENDIDIKAN DIKELUHKAN”, para guru mengeluhkan pendataan jumlah jam mata pelajaran yang tidak dianggap linear oleh sistem dapodik pendidikan menengah. Dapodik masih kacau balau dan belum bisa menjadi acuan. Para guru, terutama yang pembelajarannya memakai Kurikulum 2013 dirugikan. Mata pelajaran peminatan tidak diakui. Jam mengajar di sekolah lain juga tidak diakui. Dengan kejadian ini, maka banyak guru yang tunjangan profesinya terancam tidak keluar. Bahkan, sampai sekarang belum ada definisi yang jelas mengenai “linear” tersebut.


Dengan berita tersebut, aku sedikit terselamatkan. Kesalahan tentang mata pelajaran yang tidak linear dan penggunaan kurikulum bukan kesalahan operator tapi kesalahan sistem dapodik. Di satu sisi, hatiku tenang, tapi di sisi lain, namaku yang belum keluar di SKTPTP jelas membuat hatiku tak tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar