alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Sabtu, 16 April 2016

DANGDUT BANYUWANGIAN

Bus berangkat pukul 07.00 tepat. Sepanjang perjalanan aku melihat pemandangan yang sudah pernah aku lihat sebelumnya. Rasanya agak bosan. Akhirnya, aku memilih menikmati perjalanan dengan menonton musik di layar televisi yang tergantung di bus bagian depan, musik dangdut banyuwangian. Running text yang ada di bagian bawah layar tertulis “Tasyakuran khitanan.., Pernikahan..., dan acara-acara keluarga lainnya”.

Walaupun ada permintaan untuk menggantinya dari para penumpang di belakang, Pak kondektur enggan untuk menggantinya. Nampaknya, dia sedang gandrung dengan jenis musik tersebut. Dari bibirnya, mengalir suara lirih mengikuti kalimat-kalimat dalam lagu itu.

Langit hang dadi saksi, bumi milu nyakseni
Suci lan putihe, tulus lan ikhlase
Welas sun nyang riko..
Paran tah paran maning, hang nggawe atin riko
Magih mangu mangu, sing gelem telikas nompo welas isun..
Ngelayung biso isun dung sing biso nduweni,
Biso sun linglung, koyo wong edan turun..
Serange atinisun, serange welas isun,
Nemen nyang riko, nyang riko nyang riko..

Ada beberapa kata yang belum aku pahami dari lagu berjudul “Edan Turun” ini. Hanya celetukan sang MC yang paling jelas aku pahami.

“Ayo goyang semuanya”


Maka aku tak segan-segan mengikuti perintahnya, tangan dan badanku agak sedikit kugoyang mengikuti irama. Ser...ser.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar