Salah satu makanan khas di Pantai Setrojenar, Kecamatan Bocor Kabupaten Kebumen adalah undur-undur goreng.
Menurut Wikipedia, undur-undur laut, ketam pasir, atau juga yutuk, adalah sebangsa krustasea mirip ketam yang tergolong dalam superfamilia Hippoidea. Hewan beruas-ruas yang hidup di pasir pantai pada garis air laut ini dikenal dalam bahasa Inggris sebagai sand crab, mole crab, atau sand flea. Bentuknya oval, meruncing di ujung kepala dan ekornya, cembung di bagian atasnya atau punggungnya dan terdapat kaki-kaki di bawahnya.
Undur-undur ini ada yang digoreng garing dan dijual per plastik isi 10 ekor seharga Rp 5.000,-. Sedangkan peyek undur-undur dijual Rp 10.000,- per tiga buah.
Undur-undur laut yang rasanya gurih ini mengandung Omega 3 dan berkasiat menurunkan kadar gula darah.
"Bagian ekornya dibuang. Soalnya bisa membuat pusing," kata penjualnya.
Fakta atau mitos bahwa ekor undur-undur membuat pusing kepala? Entahlah, yang pasti aku menuruti saja kata-kata penjualnya untuk memotong ujung ekornya agar aman, nyaman, selamat dan sentausa walaupun aku tak bisa membedakan bagian kepala dan ekor karena sama-sama runcing. Yang penting kupotong sedikit salah satu ujungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar