alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 17 Desember 2019

AKULTURASI MAKANAN



Ratusan suku dan bangsa menimbulkan akulturasi dalam berbagai unsur budaya termasuk makanan. Banyak makanan tercipta dari akulturasi dari berbagai jenis makanan di Indonesia. Tidak hanya rupa makanannya tapi juga makanan dan orangnya. Misalnya, martabak bandung, seblak bandung, empek-empek palembang, soto kudus, bakso solo, pecel lele lamongan dan sebagainya. Makanan-makanan tersebut sekarang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai variasi rasa yang disesuaikan dengan lidah masing-masing daerah.

Pelaku kuliner masakan tersebut juga tidak melulu orang asli tempat makanan itu berasal. Sebagian besar penjual martabak bandung di Batang adalah orang Tegal. Empek-empek palembang tidak lagi berbahan ikan belida tapi ikan kunir, kakap, tengiri, dan ikan-ikan khas Batang. Pembuatnya pun orang asli Batang.

Demikian juga dengan warung lamongan yang bertebaran di Batang. pemilik warung yang menjual lele goreng, ayam goreng, bebek goreng, cumi asam manis dan makan khas kota Lamongan lainnya adalah orang Batang.

"Pak, sampeyan orang Lamongan?" tanyaku
"Bukan. Saya asli Batang," jawabnya
"Punya saudara di Lamongan?" tanyaku lagi
"Nggak," jawabnya lagi
"Pernah ke Lamongan?" tanyaku lebih lanjut
"Belum pernah," jawabnya lebih lanjut
"Kok bisa buka warung Lamongan?"
"Karena makanannya khas Lamongan,"
"Bisa masak masakan Lamongan dari mana?"
"Belajar dari teman,"
"Teman Bapak orang Lamongan?"
"Bukan. Dia juga orang Batang asli,"
"Jadi yang asli Lamongan siapa Pak?"

"Sebenarnya sampeyan mau makan apa mau pergi ke Lamongan?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar