alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 31 Desember 2019

KACANG REBUS, LEPET DAN PELAS


"Kacang rebus, lepet, pelas Pak," tawar sang penjual keliling di Pantai Setrojenar, Bocor, Kebumen.
"Kacangnya berapanan Bu?" tanyaku
"Sepuluh ribu tiga mangkok Pak, lepet satu gandeng lima ribu isi tiga, pelasnya seribuan. Kacangnya beli berapa? Lepetnya berapa? Pelasnya berapa?" tanya sang penjual mencoba merayuku.
"Kacangnya saja Bu, sepuluh ribu," jawabku
"Lepetnya nggak sekalian? Ini enak dimakan sama pelas. Ini pelas kacang merah dicampur teri Pak. Enak dan gurih," kata sang penjual sambil membuka salah satu pelas yang dibungkus daun pisang.
"Nggak Bu. Saya sudah sarapan Bu. Masih kenyang. Kacangnya saja," jawabku.

Akhirnya sang penjual mengalah, membungkus kembali pelasnya dan hanya menakar 3 mangkok kacang rebus yang kupesan kemudian dimasukkan ke plastik kresek hitam.

"Monggo Pak," kata sang penjual sambil menyodorkan kacang rebus tersebut.

Kucari uang di saku. Tak ada uang. Dompet juga tak afa. Ealah..tadi uangnya di dompet semua. Dompetnya ada di tas istri.

"Sebentar Bu," kataku kepada sang penjual. Aku menghampiri istriku yang sedang asyik bermain air laut.
"Ma...mau kacang rebus nggak?"
"Nggak ah," jawab istriku menolak
"Mbok mau sih. Buat cemilan sambil duduk-duduk menikmati ombak," desakku
"Ya boleh lah. Mana kacang rebusnya?" jawab istriku
"Ini.. Tapi belum dibayar, sepuluh ribu," kataku sambil menunjukkan plastik kresek hitam.

Sebagai istri yang sholihah, dia segera menghampiri penjual kacang rebus untuk membayarnya. Dompet dikeluarkannya dari tas. Uang sepuluh ribu dikeluarkan dari dompet dan dibayarkan ke sang penjual.

"Dah... sana terusin main airnya," kataku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar