Sabtu, 02 November 2019
FILSAFAT JAWA
"Mba, tolong ambilkan pisau di dapur,"
Anak perempuanku segera mengambilkan pisau untuk mengupas mangga dan memberikan kepadaku.
"Ini Pa," kata dia sambil menyerahkan pisau itu. Namun aku tak mau menerimanya.
"Memberikan pisau itu yang disodorkan adalah gagangnya. Jangan mata pisaunya. Itu baru sopan," jelasku
Anakku segera membalik pisaunya, memegang mata pisaunya dan menyodorkannya kepadaku.
"Nah gitu," kataku
"Kalau kita yang kena mata pisaunya gimana?" tanyanya lagi
"Orang Jawa itu sifatnya mengalah, berani berkorban untuk mempermudah, memberi kebaikan dan kebahagiaan kepada orang lain. Lebih baik kita yang kena pisau daripada orang lain. Dalam hal apapun filsafat perilaku Jawa seperti itu. Tidak hanya pisau, memberikan sendok, garpu, sapu, obeng, catut, yang disodorkan adalah gagangnya."
"Oh gitu ya," sahutnya
"Dalam filsafat Jawa juga ada istilah yang kuat harus melindungi yang lemah. Contohnya, ketika naik mobil, yang naik terlebih dahulu adalah yang kecil, yang besar belakangan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan yang kecil. Ketika turun dari kendaraan, yang besar turun terlebih dahulu berjaga untuk melindungi yang kecil turun."
"Kok waktu pramuka naik truk, yang laki-laki dulu Pa?"
"Iyalah. Kan kemudian yang laki-laki mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan naik."
Anakku manggut-manggut.
"Kalau berjalan orang yang lebih besar harus di sebelah kanan dan anak kecil di sebelah kiri. Yang besar harus melindungi yang lebih kecil karena berjalan di sebelah kanan resikonya lebih besar. Demikian juga, kalau laki-laki berjalan dengan perempuan maka laki-laki harus berjalan di sebelah kanan perempuan. Filosofinya sama yaitu laki-laki melindungi perempuan. Itulah mengapa kancing baju perempuan dipasang di sebelah kiri dan lubangnya di sebelah kanan."
"Eh iya tuh kenapa kancing baju perempuan ada di sebelah kiri dan lubangnya di sebelah kanan Pa?" tanya istriku yang sedang menyeterika.
"Karena ada laki-laki di sebelah kanannya," kataku
"Maksudnya?"
"Di antara kancing-kancing baju kan ada sedikit celah yang kadang-kadang membuka. Agar yang ada di dalam celah itu tidak kelihatan oleh laki-laki, maka kancing baju perempuan dibalik. Jadi celahnya menghadap ke kiri. Aman."
"Yang ada di dalam celah itu apa Pa?" tanya anakku laki-lakiku.
Aku pura-pura menikmati mangga manis padahal kecut.
# Keterangan gambar sebelah kanan: Itu adalah bajuku dipinjam anakku. Jadi kancingnya ada di kanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar