alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 07 Oktober 2016

LOMBA CIPTA PUISI

Pada dasarnya semua puisi itu bagus, tidak ada yang jelek. Puisi adalah nyanyian jiwa. Puisi tidak terikat oleh aturan-aturan menulis umum. Terserah penciptanya saja.  Berikut ini contoh puisi dari sastrawan terkenal di Indonesia:
1. Mustofa Bisri
Keluhan
Tuhan, kami sangat sibuk

2. Sutardji Calzoum Bachri

Tragedi Winka dan Sihka

kawin
           kawin
                      kawin
                                 kawin
                                            kawin
                                                       ka
                                                 win
                                              ka
                                      win
                                  ka
                           win
                      ka
              win
         ka
 winka
                       winka
                                 winka
                                           sihka
                                                    sihka
                                                             sihka
                                                                      sih
                                                                  ka
                                                             sih
                                                        ka
                                                   sih
                                               ka
                                          sih
                                      ka
                                 sih
                             ka
                                 sih
                                      sih
                                           sih
                                                sih
                                                     sih
                                                          sih
                                                               ka
                                                                   Ku


Puisi-puisi di atas sama sekali tidak mempunyai aturan menulis secara baku. Hanya saja, dalam sebuah lomba cipta puisi, puisi harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh panitia. Panitia lomba mempunyai kriteria-kriteria tertentu yang harus ditaati oleh peserta lomba. Secara umum, kriteria lomba cipta puisi adalah: 

  1. Kesesuaian dengan tema
  2. Keselarasan antar baris dan bait
  3. Diksi dan gaya bahasa


Tema lomba cipta puisi di sekolahku dalam kegiatan Mini FLS2N adalah ‘Sekolahku Inspirasiku’. Lomba ini dilaksanakan pada hari Senin, 3 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB di ruang kelas XII MIPA 3. Sebagai juri lomba cipta puisi, aku membacakan kembali aturan yang harus ditaati oleh para peserta.

“Waktu kalian adalah 90 menit. Maksimal puisi yang kalian buat adalah 2 halaman folio”

Setelah membacakan aturan tersebut, aku meninggalkan ruangan. Untuk selanjutnya, lomba ini diawasi oleh 2 orang panitia dari OSIS.

Dua jam kemudian, panitia menyerahkan hasil lomba kepadaku.

Bak sastrawan besar , satu per satu, puisi-puisi tersebut aku baca pelan-pelan. 24 buah puisi.

Membaca pertama, aku menikmatinya. Belum ada penilaian. Baru sekali putaran, tenagaku lumayan terkuras. Jangan mengira, puisi-puisi ini adalah puisi biasa. Sebagian besar puisi ini panjangnya 2 halaman folio. Luar biasa. Dari puisi-puisi ini, dapat dilihat bahwa sebenarnya dalam bidang apapun, orang Indonesia adalah pekerja keras yang akan memanfaatkan segala sesuatu secara maksimal. Termasuk dalam lomba cipta puisi. 24 X 2 halaman puisi membuat kepalaku pening.

Membaca kedua, aku mulai memilih puisi yang layak menjadi puisi dan puisi yang layak menjadi cerpen. Lha kok cerpen? Coba kita baca potongan puisi di bawah ini:

SEKOLAHKU INSPIRASIKU
Di pagi yang cerah
di bawah lambaian pepohonan nan sejuk.
Kuambil helm lalu kunyalakan motorku.
Aku bergegas menuju sekolah
Sampai di sekolah pukul 06.45.

Dari membaca kedua ini, aku peroleh 14 puisi yang masih layak menjadi puisi.

Membaca ketiga, aku hanya membaca 14 puisi yang telah masuk kategori puisi. Aku melakukannya di rumah pada pukul 09.00 malam. Dalam proses ini, aku sudah mulai memperhatikan tema, baris, bait, dan diksi. Keempat belas puisi ini sudah sesuai tema. Hasil dari membaca ketiga, aku peroleh 3 jenis puisi: 6 baik, 4 sedang, 4 kurang. Aku mulai sedikit menghafal isi keempat belas puisi tersebut.

Membaca keempat, aku konsentrasi pada keselarasan baris dan bait 6 puisi dalam kategori baik. Untuk urusan “selaras” atau “tidak selaras”, aku mulai ekstase. Kunikmati bait demi bait dan baris demi baris 6 puisi ini. Hasilnya agak berimbang walaupun aku harus menentukan 3 terbaik.

Membaca kelima, aku fokus pada 3 puisi terbaik walaupun aku juga masih mempertimbangkan 3 puisi lainnya. Akhirnya kutemukan puisi terbaik pertama. Puisi terbaik kedua dan ketiga masih kuragukan.

Membaca keenam, kuulangi membaca puisi kedua dan ketiga. Agaknya aku ragu, kuambil 3 puisi yang telah tersingkir. Kubandingkan dengan puisi terbaik 2 dan 3.

Membaca ketujuh, kubaca kembali kelima puisi. Akhirnya aku mantap dan kutemukan puisi terbaik 2 dan terbaik 3.

Membaca kedelapan, kubaca 3 puisi terbaik tersebut. Yes, aku yakin inilah 3 puisi terbaik yang berhak memenangi lomba cipta puisi.

Aku lelah. Pukul 01.45 pagi. Aku tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar