alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Sabtu, 08 Oktober 2016

KAKIGORI: ES PELANGI KHAS JEPANG

Kabarnya es serut ini berasal dari Jepang. Di Negara asalnya, es bernama asli Kakigori ini sudah ada sejak abad ke-11. Berawal hanya sekedar es dihancurkan dengan pisau dan dinikmati bersama dengan cairan manis, es ini telah mengalami perkembangan penyajian yang semakin bervariasi. Di Batang Expo, sedang booming Kakigori dengan kemasan yang menghebohkan karena dikemas dengan cone berukuran jumbo. Ada 3 stand penjual es dengan nama yang berbeda-beda : es pelangi, es warna-warni, kakigori. Tapi semuanya sepakat dengan kemasan cone jumbo.

Es ini terbuat dari es murni yang diserut dengan mesin kemudian ditempatkan di sebuah cone besar dengan tinggi 30 cm dan diameter 20 cm. Isinya tidak masuk ke dalam cone yang terbuat dari kertas tetapi ada mangkok plastik dengan cekungan sedalam 2 cm di lubang cone. Walaupun esnya menjulang tinggi tapi isinya berada atas mongkok tersebut. Jadi, isinya tidak sebesar bentuknya. Kemudian es tersebut disiram dengan syrup berwarna-warni: hijau kuning, merah biru, di taburi dengan meises coklat dan susu kental. Di atasnya dihiasi dengan 2 buah sedotan, 2 sendok plastik dan roti kering berbentuk sedotan sepanjang 10 cm berdiameter 1 cm. Sangat menarik.

Setelah antri lumayan panjang, aku akhirnya mendapatkan es khas jepang seharga Rp. 20.000 ini di stand yang menamakan esnya dengan nama es pelangi. Mencari tempat kosong, aku tak sabar untuk mencicipinya. Manis, ada rasa susu dan coklat. Berebut dengan anak dan istriku, dalam sekejap, permukaan es telah lenyap, kurang lebih 1/5 bagian es.

Jangan kahawatir, masih tersisa banyak. Akan tetapi warna pelanginya sudah hilang. Ketika aku mulai menggigit bagian bawah, bagian ini sudah tak terasa manis. Yang ada hanya tawar dan dingin. Rasa es murni. Ternyata siraman syrup warna-warni, susu kental dan mesis hanya ada di permukaan. Tidak meresap sampai ke dalam. Ketika aku minta tambahan syrup dan susu kental manis, tidak dilayani. Bahkan ketika aku bilang mau membayarnya, ditolak. Aneh.

Dengan terpaksa, es pelangi yang sudah tidak pelangi ini kubuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar