alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 26 Januari 2016

TRY OUT DI LAPANGAN BASKET

Pada hari Senin 18 Januari 2016 pukul 06.00 14 siswa diusir dari ruang Try Out. Ini dikarenakan pada hari Sabtu tanggal 16 Januari 2016 mereka tidak ikut melaksanakan kebersihan kelas. Mereka dihukum. Mereka harus mengerjakan soal Try Out di lapangan basket.

Mereka duduk berpencar di pinggir lapangan. Dengan gaya masing-masing mereka mengerjakan Try Out. Tak ada pengawas. Tak ada aturan cara duduk. Ada yang bersila, ada yang jegang, ada yang jongkok, ada yang setengah berbaring, ada yang duduk menyamping dengan kaki ditekuk.

Setengah jam berlalu. Seharusnya matahari sudah muncul. Namun, nasib baik sedang berpihak kepada mereka. Pagi ini awan menggelayut tebal. Langit mendung. Tak ada panas sama sekali. Mungkin salah satu tujuan hukuman tak tercapai: agar mereka kepanasan.

“Asyik sekali. Mengerjakan Try Out dengan santai, rileks. Duduk seenaknya di alam terbuka. Tak ada pengawas. Udara sejuk dan segar. Tak ada panas,” kataku

“Dihukum sama sekali tak asyik Pak,” jawab salah satu siswa dengan raut muka cemberut.

Berhasil. Hukuman ini berhasil membuat mereka menderita. Pikologis mereka mengatakan bahwa ini hukuman. Karena itu, harus menyedihkan, harus menderita. Bagi mereka, hukuman artinya penderitaan, apapun bentuknya. Mereka belum bisa menikmati sebuah kejadian. Peristiwa yang mengasyikkan berubah menjadi sesuatu yang menyedihkan hanya karena diberi nama “hukuman”. Itulah “psywar”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar