Diiringi hujan yang tak henti-henti, bus-ku
berjalan melanjutkan perjalanan. Sekardus
roti dan sebotol air mineral dari agen tour lumayan bisa mengganjal perutku
yang belum sarapan. Tak lupa tour leader membagikan jadwal perjalanan. Kubaca
pelan-pelan :
Pukul 06.00 – 06.15 WIB : Persiapan (Cecking Peserta)
Pukul 06.15 – 09.00 WIB : Perjalanan menuju Bandungan
Pukul 09.00 – 11.30 WIB : Kunjungan Bandungan
Pukul 11.30 – 12.00 WIB : Perjalanan menuju Kampung
Apung
Pukul 12.00 – 13.00 WIB : Kunjungan Kampung Apung
Pukul 13.00 – 13.15 WIB : Perjalanan menuju RM.
Bintangan
Pukul 13.15 – 14.00 WIB : Makan siang, Sholat, dll di
RM. Bintangan
Pukul 14.00 – 14.00 WIB : Perjalanan menuju Kampung Laut
Pukul 15.00 – 19.00 WIB : Acara Gathering dan Perpisahan
Bp. Kepala Sekolah dan Makan Malam
Pukul 19.00 – 22.00 WIB : Perjalanan pulang menuju
Batang
Pukul 22.00 WIB : diharapkan tiba di Batang
Kusimpan jadwal ini
baik-baik. Siapa tahu ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab mengenai
perjalanan ini.
Di kota Kendal, bus kembali berhenti di POM
bensin. Lagi-lagi untuk memenuhi HIV para penumpang. Pemberhentian dimanfaatkan
untuk sarapan bagi mereka yang belum sarapan. Termasuk aku, aku membeli semangkok
bakso dan kopi hitam. Beberapa orang membeli makanan ringan dan minuman.
Lagi-lagi, kegiatan ini menyita banyak waktu.
Perjalanan masih diiringi hujan. Lagu yang
diputar lewat VCD player adalah lagu-lagu kenangan. Album Ebiet G Ade dan Obbie Mesakh diputar berulang-ulang. Pak Edi
yang terbiasa dengan dangdut pantura nampak mulai gelisah.
“Wah, rombongan ziarah wali songo nih,”
kata Pak Edi.
Walaupun tahu kegelisahan Pak Edi, tour
leader kami (Mas Adim) tak berani memutar lagu-lagu yang berbau koplo.
Penumpang bus ini adalah penumpang istimewa. Ada kepala sekolah, kepala TU dan
Pak Kyai. Lagu-lagu dangdut koplo tentu tidak sehat bagi mereka dan dapat
memancing reaksi adrenalin yang berlebihan sehingga kestabilan tekanan darah
bisa terganggu.
Aku duduk di dekat pintu belakang menemani
salah satu tour leader, Mas Rozak. Kumanfaatkan untuk mengobrol dan menimba
ilmu tetang ke-tour-leader-an. Siapa tahu, setelah pensiun aku bisa beralih
profesi menjadi tour leader handal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar