Acara selesai. Mba Silvie sakit. Perutnya
melilit. Dia dibawa ke RSUD Dr. Adhiyatma, MPH Semarang naik taksi oleh Bu
Sari dan Pak Kasmudi. Kebetulan rumah sakit tersebut berada di jalur perjalanan
pulang sehingga kami mampir dan ikut menjenguknya. Sebagai koordinator bus (apa hubungannya?), aku turun untuk menjenguknya juga. Mba Silvie tergolek di ruang UGD. Kata dokter, terkena kolik yaitu
nyeri abdomen. Penyakit ini
menyebabkan rasa tidak enak di dalam rongga perut,
antara batas atas paha dan batas bawah rusuk dada. Gejala yang menyertainya
antara lain, mual,muntah, mulas dan bising usus serta kentut. Penyebabnya adalah makan terlalu kenyang, makanan yang terlalu
banyak asam,pedas, dan kebanyakan minuman beralkohol. Nyeri abdomen
juga dapat terjadi karena diare atau sembelit.
Nah ini dia...
Aku menduga. Hanya menduga lho ya. Mba Silvie ini kekeyangan. Biasanya, orang yang menahan lapa, akan melampiaskan rasa lapar sejadi-jadinya. Malam ini, makan malam agak telat. Jadi, mungkin... mba Silvie mengamuk dan menyatap apa saja yang tersedia di atas meja.
Atau Mba Silvie kebanyakan nangka.
Sekali lagi ini hanya dugaanku saja.
“Hanya disuntik dan menunggu reaksi obat”, kata perawat
Aku menduga. Hanya menduga lho ya. Mba Silvie ini kekeyangan. Biasanya, orang yang menahan lapa, akan melampiaskan rasa lapar sejadi-jadinya. Malam ini, makan malam agak telat. Jadi, mungkin... mba Silvie mengamuk dan menyatap apa saja yang tersedia di atas meja.
Atau Mba Silvie kebanyakan nangka.
Sekali lagi ini hanya dugaanku saja.
“Hanya disuntik dan menunggu reaksi obat”, kata perawat
Setelah menunggu beberapa saaat, akhirnya Mba Silvie bisa dibawa pulang. Demi kenyamanannya, kami harus
memberi tempat duduk yang nyaman untuk berbaring. Untuk itu, Mba Silvie ikut
bus-ku yang
kosong. Satu tempat
duduk direbahkan ke belakang dan tempat duduk belakang dikosongi. Cukup nyaman
untuk tidur Mba Silvie.
Sesaat setelah bus
kembali berjalan, tak lupa kutawarkan kembali nangkaku
kepada anak-anak OSIS dan para penyanyi.
“Maaf Pak, sudah kenyang,” jawab mereka.
Karena takut terkena kolik juga, aku tak berani
menghabiskan nangka ini. Biarlah kubungkus lagi sebagai oleh-oleh.
Sepanjang perjalanan pulang, sekali lagi
hanya Ebiet G Ade dan Obie Mesakh lah yang kuat menemani kami sambil menyanyi.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan.
Sampai rumah hampir pukul 24.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar