Pada tanggal 26 November 2015, pukul 14.30,
sesaat setelah aku tiba di rumah, aku mendapat kabar bahwa salah satu siswaku
kecelakaan. Sekarang sedang ditangani oleh Pak Nurrochim dan Bu Arie. Aku agak
tenang. Artinya dari pihak sekolah sudah ada yang menangani. Pada pukul 16.51,
aku mendapat kabar dari bu Edi Retnosari, Waka Humas bahwa siswa bernama Imam
Yusril Ashari kelas X IPA 2 yang tadi siang mengalami kecelakaan telah meninggal
dunia. Jenazah akan dimakamkan pada pukul 19.30 ba’da Isya di pemakaman Kalipucang.
Pukul 19.15, setelah sholat isya aku
takziyah. Ternyata sudah banyak guru dan siswa yang datang takziyah. Hampir
saja ketinggalan sholat jenazah. Setelah mengantarkan jenazah ke peristirahatan
terakhir, aku menemui ayahnya yang terlihat masih sedih. Beliau bercerita
sedikit tentang peristiwa kecelakaan tersebut.
Esoknya, tanggal 27 November 2015, kami
masih dalam keadaan berduka. Di ruang guru, cerita tentang kecelakaan yang menimpa Imam
Yusril Ashari masih kudengar dari beberapa guru. Pagi itu, kami mengadakan do’a
bersama di seluruh kelas dipimpin oleh masing-masing guru yang mengajar pada
jam pertama.
Belum selesai berduka, pada tanggal 3
Desember 2015 pukul 05.30 aku mendapat kabar (sms dari bu Edi Retnosari) bahwa
Ibunda dari Bu Dyah Estiningsih meninggal dunia dan akan dimakamkan pada pukul
10.00 di Slawi Tegal. Karena tak mungkin membatalkan Ulangan Akhir semester
yang sedang berlangsung, maka hanya perwakilan beberapa guru yang takziyah ke
Slawi.
Pada Hari Jum’at tanggal 4 Desember 2015
lagi-lagi kami mendapat kabar bahwa mertua Pak Aji Purwantono juga meninggal
dan dimakamkan pada pukul 13.00 siang di pemakaman Bogoran. Setelah jum’atan
aku meluncur untuk takziyah. Pukul 12.50 aku telah sampai di rumah mertua Pak
Aji. Tapi rupanya, aku ketinggalan karena jenazah sudah dimakamkan langsung
setelah jum’atan.
Dan pada hari Senin, tanggal 7 Desember
2015, kami mendapat kabar bahwa suami Bu Hj. Nuraeni, S.Pd. juga meninggal dan
dimakamkan pada pukul 16.00. Aku juga takziyah dan masih sempat ikut menyolati.
Rangkaian kejadian duka tersebut
mudah-mudahan menjadi pengingat bagiku akan kematian.
Innalillahi wainnailaihi roji’un. Allohumaghfirlahum warhamhum wa’afihi wa’fu’anhum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar