alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 15 Januari 2016

BULAN DUKA

Pada tanggal 26 November 2015, pukul 14.30, sesaat setelah aku tiba di rumah, aku mendapat kabar bahwa salah satu siswaku kecelakaan. Sekarang sedang ditangani oleh Pak Nurrochim dan Bu Arie. Aku agak tenang. Artinya dari pihak sekolah sudah ada yang menangani. Pada pukul 16.51, aku mendapat kabar dari bu Edi Retnosari, Waka Humas bahwa siswa bernama Imam Yusril Ashari kelas X IPA 2 yang tadi siang mengalami kecelakaan telah meninggal dunia. Jenazah akan dimakamkan pada pukul 19.30 ba’da Isya di pemakaman Kalipucang.

Pukul 19.15, setelah sholat isya aku takziyah. Ternyata sudah banyak guru dan siswa yang datang takziyah. Hampir saja ketinggalan sholat jenazah. Setelah mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir, aku menemui ayahnya yang terlihat masih sedih. Beliau bercerita sedikit tentang peristiwa kecelakaan tersebut.
Esoknya, tanggal 27 November 2015, kami masih dalam keadaan berduka. Di ruang guru, cerita tentang kecelakaan yang menimpa Imam Yusril Ashari masih kudengar dari beberapa guru. Pagi itu, kami mengadakan do’a bersama di seluruh kelas dipimpin oleh masing-masing guru yang mengajar pada jam pertama.

Belum selesai berduka, pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 05.30 aku mendapat kabar (sms dari bu Edi Retnosari) bahwa Ibunda dari Bu Dyah Estiningsih meninggal dunia dan akan dimakamkan pada pukul 10.00 di Slawi Tegal. Karena tak mungkin membatalkan Ulangan Akhir semester yang sedang berlangsung, maka hanya perwakilan beberapa guru yang takziyah ke Slawi.

Pada Hari Jum’at tanggal 4 Desember 2015 lagi-lagi kami mendapat kabar bahwa mertua Pak Aji Purwantono juga meninggal dan dimakamkan pada pukul 13.00 siang di pemakaman Bogoran. Setelah jum’atan aku meluncur untuk takziyah. Pukul 12.50 aku telah sampai di rumah mertua Pak Aji. Tapi rupanya, aku ketinggalan karena jenazah sudah dimakamkan langsung setelah jum’atan.

Dan pada hari Senin, tanggal 7 Desember 2015, kami mendapat kabar bahwa suami Bu Hj. Nuraeni, S.Pd. juga meninggal dan dimakamkan pada pukul 16.00. Aku juga takziyah dan masih sempat ikut menyolati.
Rangkaian kejadian duka tersebut mudah-mudahan menjadi pengingat bagiku akan kematian.

Innalillahi wainnailaihi roji’un. Allohumaghfirlahum warhamhum wa’afihi wa’fu’anhum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar