alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Minggu, 09 Februari 2020

MOBIL DARURAT


Aktivitas mengantar anak ke sekolah memang mengasyikkan. Selain menghirup udara segar, bertemu dengan orang-orang dengan berbagai tingkah dan aktivitasnya menambah pengalaman tersendiri. Banyak hal baru yang sering muncul di jalanan tanpa kita duga.

Kemarin pagi sekitar pukul 06.20, saat kendaraan ramai dan penuh di jalan, dari RSUD Kalisari menuju ke pantura (dari selatan ke utara), tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah inova hitam dengan lampu hazard menyala dan klakson yang tak berhenti berbunyi menyisir jalan sebelah kanan dan membuat kendaraan lain menepi, baik yang searah maupun yang berlawanan. Bahkan lampu merah di perempatan diterobos.

"Pasti itu mobil darurat," kataku dalam hati.

Selain ambulan dan mobil polisi yang mempunyai sirine meraung-raung dan lampu berputar-putar di atas mobil, mobil biasa pun bisa berperan sebagai mobil darurat seperti ambulan yaitu dengan menyalakan lampu hazard yang berkedip-kedip di kanan dan kiri serta membunyikan klakson terus-menerus. Semua orang bahkan polisi pun paham dan akan memberi jalan baginya karena pasti ada yang darurat, membawa orang sakit, kecelakaan, orang mau melahirkan atau hal-hal yang tak bisa ditunda.

Tadi pagi, pada waktu dan di jalan yang sama, aku mendapati kejadian yang sama. Sebuah mobil dari belakang menyalakan lampu hazard dan membunyikan klakson berulang-ulang. Semua kendaraan menepi. Ketika melewatiku, kulihat inova hitam dengan plat nomor yang sama dengan inova yang kemarin.

Spontan aku misuh "JUANCUK" lirih.  Saking lirihnya, anakku yang duduk di sampingku pun tidak mendengarnya. Kenapa aku misuh? Karena aku yakin, mobil itu tidak dalam keadaan darurat, dia menggunakan fasilitas lampu hazard dan klakson hanya untuk mendapatkan jalan bebas hambatan di tengah-tengah penuh sesaknya kendaraan. Masih seperti kemarin, dia pun menerobos lampu merah.

"Nggak boleh suudzon. Bisa saja dia benar-benar dalam keadaan darurat membawa orang mau lahiran ke rumah sakit." kata istriku yang kuceritai kejadian pagi ini.
"Hei...hei...hei... Rumah sakitnya kelewatan. Mobil itu justru menjauh dari rumah sakit,"
"Berarti mobil itu membawa orang mau lahiran ke rumah sakit lain karena RSUD penuh,"
"Tiap hari lahiran?" tanyaku masih jengkel
"Kemarin istrinya. Hari ini adiknya. Mungkin besok ponakannya. Harus husnudon!"
"Okeh...okeh... Aku husnuzon," kataku sambil tahan nafas dan tepuk jidat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar