Jumat, 14 Februari 2020
KECELIK
Hari ini aku kecelik. (Bahasa Indonesianya adalah "kecele", lihat KBBI) Aku mengajar tiga jam, dua jam sebelum jum'atan dan satu jam setelah jum'atan. Setelah jum'atan aku masuk tepat waktu yaitu pukul 13.00. Belum sempat makan siang karena jum'atan selesai pukul 12. 50, aku tergopoh-gopoh masuk kelas tapi tak ada siswa di dalam kelas. Sama sekali tidak ada.
"Pada kemana nih anak?" tanyaku dalam hati.
Sembari membuka hp, kududuk di kursi guru. Sepuluh menit, lima belas menit, dua puluh menit sampai tiga puluh menit kutunggu. Tak ada anak yang datang.
"Kenapa tak ada satu anakpun yang nongol," kataku dalam hati untuk kedua kalinya.
Karena waktu tinggal lima belas menit akan berakhir, aku putuskan untuk kembali ke ruang guru.
"Selamat tinggal kursi-kursi, meja-meja, foto presiden, foto wakil presiden, gambar burung garuda, dan taplak meja. Sampaikan salamku kepada siswa-siswa kelas ini ya. Besok saja nyampeinnya. Hari ini jelas mereka tak datang,"
Bukan sepenuhnya salah mereka, siang ini mereka tak datang. Dua jam sebelum jum'atan, aku tak bisa masuk kelas karena ada rapat terbatas dengan kepala sekolah membahas rencana anggaran sekolah dan urusan keuangan sekolah. Perlu diketahui, aku juga merangkap sebagai bendahara BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) karena di sekolahku kekurangan tenaga Tata Usaha (TU). Saking konsentrasinya aku mengikuti rapat tersebut, aku tak sempat ke kelas dan tak sempat pula memberikan tugas. Nah, mungkin mereka mengira bahwa aku tak bisa mengajar sampai setelah jum'atan dan tak ada beban tugas yang harus mereka selesaikan.
Aku tak berhak marah atas kejadian ini. Justru kata yang tepat yang harus keluar dari mulutku adalah "Maafkan Pak Bas anak-anak, Pak Bas tak bisa mengajar kalian hari ini karena ada tugas sekolah yang tak bisa Pak Bas tinggalkan."
Aku hanya bisa menatap bangku-bangku kosong tanpa kata. Aku kembali ke ruang guru dengan gontai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar