Minggu, 05 Januari 2020
SALAK
Tertarik dengan tulisan: Rp 10.000/ 3 kg. aku menghampiri penjual salak yang menggelar dagangannya dengan mobil bak terbuka. "Harga salak yang cukup murah" kataku dalam hati.
"Beneran nih Mas, sepuluh ribu tiga kilo?" tanyaku.
"Yang sepuluh ribu tiga kilo yang ini Pak," kata mas penjualnya sambil menunjukkan salak kecil-kecil dan sebagian ada yang membusuk.
"Wah aku tertipu" batinku
"Lha yang ini berapa?" tanyaku sambil menunjuk salak yang menggunung, besar-besar, nampak masih segar dan sebagian masih bertandan.
"Yang ini enam ribu per kilo," jawabnya dengan santai tak merasa telah menipu calon pembeli di hadapannya.
"Tiga ribu bolah ya mas. Tulisannya kan sepuluh ribu per tiga kilo."
"Lha itu tulisannya kan saya taruh di atas salak yang ini Pak,"
Wah bener juga nih. Tulisannya sejak tadi berada di atas salak KW 5 di sebelah salak yang besar-besar.
"Kalau gitu lima ribu ya," tawarku lagi.
"Belum boleh Pak. Ini benaran sudah pas enam ribu," balasnya
"Ini salak mana Mas?" tanyaku
"Salak Banjarnegara," jawabnya
"Sampeyan asli mana Mas?" tanyaku setelah melihat nomor plat mobilnya "R .61** MM.
"Saya dari Kalibening Pak,"
"Oalah..jebule wong Kalibening ya. Nyong wong Purbalingga Mas. Nyong nek mudik ya lewat Kalibening," jelasku mencoba memakai bahasa ngapak-ngapak dan memberitahu bahwa aku mengenal daerahnya yaitu Kalibening termasuk wilayah di Kabupaten Banjarnegara. Tujuannya agar merasa semakin dekat, saling kenal dan bersaudara sehingga nantinya akan terjadi kesepakatan harga yang semiring-miringnya berupa harga harga pertemanan dan persaudaraan.
"Sampeyan dilaju dari Kalibening?" tanyaku lebih lanjut.
"Iya Pak. Dua jam setengah Pak." jawabnya
"Wah jauh sekali ya Mas. Tentunya capek ya?" kataku mencoba berempati. Mudah-mudahan dia merasa semakin dekat.
"Namanya cari rejeki Pak, capek seperti apa saja tetap dijalani," terangnya
"Betul Mas, harus tetap semangat,"
"Iya Pak. Terima kasih," jawabnya dan dia mulai berterima kasih. Nampak mulai dekat.
"Jadi berapa nih harga salaknya? Nggak bisa lima ribu?" tanyaku mencoba menembak harga.
"Nggak bisa Pak. Betul sudah pas segitu. Itu saja untungnya sudah mepet,"
Pendekatanku gagal, aku menyerah dan berakhir dengan membayar Rp 12.000 untuk 2 kg. salak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar