Untuk memeriahkan peringatan hari guru, para siswa diberi kesempatan
untuk membuat puisi, poster, gambar atau karya-karya yang lain sebagai bentuk
apresiasi terhadap guru. Karya-karya ini selanjutnya akan dipajang di aula.
Selesai upacara, para siswa menuju kelasnya masing-masing
untuk membuat karya. Karya ini bersifat individu bukan atas nama kelas. Satu
jam kemudian pengurus OSIS mulai membentangkan 2 shaf tali rafia mengelilingi
aula. Dibantu oleh pengurus OSIS, para siswa kemudian memasang karya-karya
mereka menggunakan isolasi.
Sembari mereka memasang karya-karya mereka, para guru, staf
TU dan siswa yang lain mulai mengamati, melihat, dan membaca karya-karya
tersebut. Berbagai ungkapan dan penghargaan terhadap guru disampaikan melalui
karya-karya tersebut. Karya berupa puisi, cerpen, karikatur, kritik, kuis, atau
hanya sekedar ucapan ‘selamat hari guru’ dipajang mengelilingi aula. Karya
tersebut tidak hanya menggunakan Bahasa Indonesia, namun juga menggunakan
Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Perancis, bahkan Bahasa Korea dan Bahasa
Thailand. Kedua bahasa yang terakhir tidak diaajarkan di sekolahku.
Kegiatan ini ternyata tidak hanya sebagai ajang pameran,
namun dimanfaatkan untuk berfoto-foto. Tidak hanya selfie, para siswa juga mengajak
bapak ibu guru dan staf TU untuk berfoto bersama.
Selain diminta untuk berfoto bersama, aku juga berkali-kali diminta untuk
mengambilkan foto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar