Standar
Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah, setiap lulusan satuan
pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Yang
akan kita bahas di sini adalah dimensi sikap.
Sikap
yang harus dimiliki oleh seorang siswa SMA agar dikatakan memenuhi standar
untuk lulus dari sekolahnya adalah:
1.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2.
berkarakter, jujur, dan peduli,
3.
bertanggungjawab,
4.
pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5.
sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
Standar
Kompetensi Lulusan ini tak dapat dipisahkan dari proses penilaian yang
dilakukan oleh guru. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Penilaian
aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a.
mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b. mencatat
perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan;
c.
menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d.
mendeskripsikan perilaku peserta didik.
Mari kita coba uraikan satu per satu.
1.
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.
Beriman artinya
'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah
ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai)
kepada Allah dan membenarkan kepada para orang
yang beriman." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan)
membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun
(anggota-anggota)." Menurut agama Kristen, Iman (bahasa
Yunani: πίστιν— pisti) adalah
rasa percaya kepada Tuhan.
Taqwa / takwa dalam bahasa Arab berarti memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Siswa
harus melakukan kewajiban-kewajiban beragama. Dalam Islam, seorang siswa harus memenuhi rukun iman dan rukun islam. Rukun
iman: iman kepada Alloh, rosul, malaikat, hari kiamat, dan qodlo dan qodar.
Penilaian :
Sesuai
dengan standar penilaian, penilaian sikap terhadap siswa dilakukan melalui
pengamatan pada saat pembelajaran. Aku sendiri bingung untuk menilai seorang
siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME hanya pada saat pembelajaran.
Kriterianya apa? Bagaimana cara mengetahui seorang siswa menjalankan
kewajiban-kewajiban agama atau tidak? Apakah cukup ditanya: kamu sholat? kamu
puasa? Ataukah kita harus menguntit apakah dia pergi ke mushola sekolah atau
tidak pada saat azan dzuhur berkumandang? Di bulan romadlon, apakah kita juga bisa
mengamati untuk memastikan dia puasa atau tidak. Ataukah cukup dengan mencium
bau mulutnya? Bau tak sedap = puasa, bau sedap = tidak puasa.
Entahlah...
2.
Berkarakter jujur dan peduli
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain.
Menurut
(Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat
Jujur
- 1.
lurus
hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya)
- 2.
tidak
curang
- 3.
tulus;
ikhlas
jika
diartikan secara baku adalah “mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi
yang sesuai kenyataan dan kebenaran”.
Peduli
mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan
adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam
persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu
dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di
sekitarnya.
Penilaian :
Untuk
menilai siswa jujur selama pembelajaran agak mudah. Berilah pertanyaan “paham
apa belum?” Pertanyaan ini biasanya dijawab dengan jujur. Atau mengamati
perilaku ketika ulangan harian. Selain itu, dengan menanyakannya kepada teman-temannya
tentang kejujurannya? Tapi jangan sekali-sekali menanyakan kepada pacarnya,
karena pasti jawabannya tidak objektif.
Untuk
menilai apakaha seorang siswa mempunyai sifat peduli, kita bisa mengamati
apakah dia suka membantu temannya, mentraktir temannya, memberi contekan kepada
temannya, mengerjakan PR temannya? Kalau iya, artinya siswa ini benar-benar
peduli terhadap temannya. Peduli yang membabi buta.
3.
Bertanggung jawab
Menurut
kamus KBBI bertanggung jawab artinya:
a.
berkewajiban
menanggung
b.
menanggung
segala sesuatunya.
Penilaian :
Bagaimana
cara menilai tanggung jawab seorang siswa? Cukupkah dengan memberi tugas lalu
dia bertanggung jawab mengerjakan tugas tersebut? Atau ada cara lain?
4.
Pembelajar sejati sepanjang hayat
Siswa
tidak boleh berhenti belajar dan harus terus belajar sepanjang hayat.
Penilaian :
Apakah
kriteria seorang pembelajar sejati sepanjang hayat?
Bingung
kan? Aku juga bingung. Bagaimana cara untuk mengetahui seorang siswa
benar-benar telah menjadi pembelajar sejati sepanjang hayat? Walaupun kita bisa
mengetahuinya dengan kebiasaannya belajar, membaca buku, atau mencari informasi
melalui internet tapi apakah setelah lulus dia akan tetap belajar? Wallohu
a’lam. Selanjutnya, kriteria materi belajarnya apa? Belajar matematika, Bahasa
Inggris, sejarah ataukah belajar tentang kehidupan, tentang kegagalan, tentang
cinta, atau tentang apa? Ataukah kita harus membuat perjanjian tentang
kesanggupannya untuk tetap terus belajar sepanjang hayat, ditempel materai Rp.
6000,-, tanda tangan Pihak I, Pihak II, dan saksi. Kayak jual beli tanah
dong.
5.
Sehat Jasmani dan Rohani
Siswa
harus sehat secara fisik maupun psikis. Olahraga, makanan bergizi, dan
istirahat yang cukup adalah upaya untuk menjaga kesehatan jasmani. Kesehatan
rohani diindikasikan dengan 4 hal yang pertama.
Penilaian :
a.
Menilai
kesehatan jasmani seorang siswa relatif lebih mudah. Kita cukup melihat penampilan
fisiknya. Sehat berarti bugar, ceria, lincah, tidak pucat, dan tidak ngantukan.
Atau kalau kita masih ragu, siswa harus menyertakan Surat Keterangan Sehat dari
Puskesmas terdekat.
b.
Untuk
menilai kesehatan rohani seorang siswa sebenarnya juga mudah yaitu dengan
menggunakan indikasi “suka senyum-senyum sendiri atau tidak”.
Sedetail itukah seorang guru menilai sikap siswanya? Aku menjawab “ya”
Rumitkah? Aku menjawab “ya” karena kita harus mengenal siswa satu
per satu. Bayangkan, aku mengajar 7 kelas dengan jumlah siswa rata-rata 38
siswa per kelas. Maka, aku harus mengamati 5 kriteria sikap dari 266 siswa.
Untuk menghafal nama-nama mereka saja, aku masih sering lupa. Aku pernah mengamati
Eri tapi kumasukkan ke data milik Ulvi di lembar oservasi. Pastinya, aku
membutuhkan energi, waktu dan konsentrasi lebih untuk melakukan semua penilaian
ini.
Untuk menilai karakter jujur dan peduli, tanggung jawab, sehat
jasmani dan rohani, aku bisa mengamati dengan menilai sikapnya terhadap guru
dan teman-temannya, caranya menyampaikan pendapat, mengerjakan ulangan dan menyelesaikan
tugas, serta presensi /kehadirannya. Untuk kriteria ‘pembelajar sejati
sepanjang hayat’, aku hanya bisa memberi dorongan dan semangat untuk belajar
terus. Dan untuk kriteria ‘beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME’, biarlah urusan
dia dengan Tuhan karena kriteria penilaiannya bukan “Lulus atau Tidak Lulus”
tapi “Surga atau Neraka”.