Setelah pengumuman kelulusan pada tanggal 7 Mei 2016, para
siswa meminta Surat Keterangan Hasil Ujian Sementara (SKHUS) untuk mendaftar kuliah,
mendaftar kerja atau mendaftar ulang di perguruaan tinggi negeri bagi mereka yang diterima melalui SNMPTN. SKHUS dikeluarkan oleh kepala sekolah karena Surat
Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) belum keluar. SKHUS berisi data siswa (nama,
tempat dan tanggal lahir, NISN) serta nilai rata-rata raport, nilai Ujian
Sekolah dan nilai Ujian Nasional.
Sebagai salah satu anggota tim pembuat SKHUS, aku
bertanggung jawab atas kebenaran pengisian data siswa maupun nilai. Sebagai
manusia biasa, ada saja kesalahan yang aku lakukan dalam pembuatan SKHUS. Maka,
aku bersiaga untuk memperbaiki SKHUS yang salah setiap saat.
Pagi tadi, salah satu siswa mengajukan komplain kepadaku
karena kesalahan tempat lahir.
“Saya lahir di Makasar Pak. Di SKHUS masih tertulis Batang,
minta tolong untuk diperbaiki !”
Aku segera membuka data SKHUS di komputer untuk aku perbaiki.
Aku ganti kata “Batang” menjadi “Makasar”
“Makasar, double-s Pak,” katanya setelah mengetahui aku
menulis “Makasar”.
“Yang benar? Double-s?” kataku sambil menghentikan ketikanku.
“Iya Pak, double-s,” tegasnya.
Aku ragu. Segera aku menanyakan kepada Bapak Ibu guru yang
ada di ruang guru.
“Bapak Ibu, Makasar itu s-nya satu atau dua?” tanyaku
setengah berteriak.
“Satu Pak,” jawab mereka serempak
“Dua Pak,” sanggah siswa tersebut.
Karena penasaran, aku segera browsing di internet. Baru saja
aku menulis Makas, telah muncul kata Makassar (double s). Bahkan, tak kutemukan
kata Makasar (s tunggal). Oh, kemana saja aku selama ini. Mengapa baru tahu
bahwa Makassar ditulis dengan double-s. Benar-benar kurang piknik !
Segera kuketik kata “MAKASSAR” (double s) dengan mantap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar