Di setiap upacara, ada peristiwa yang kutunggu-tunggu yaitu
pengibaran bendera. Bukan karena aku suka dengan benderanya yang merah putih, bukan
karena aku tergila-gila kepada tiang bendera. bukan karena aku naksir pembawa
benderanya yang biasanya cantik, dan bukan pula karena aku suka posisi sikap menghormat
(badan tegap dan tangan kanan diangkat ke depan pelipis), tapi karena aku suka
melihat dirigen yang memimpin lagu Indonesia Raya.
Meskipun posisiku menghadap ke arah tiang bendera, tapi
mataku melirik ke kiri, ke arah paduan suara yang sedang menyanyikan lagu
Indonesia Raya, terutama tertuju kepada dirigennya, seorang gadis scorpio yang mengaku
belajar dirigen secara otodidak sejak SMP. Anis Safirah namanya. Selain
wajahnya yang cantik, gaya dalam memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya sangat
ekspresif. Gerakan tangan dan tubuhnya menghentak-hentak mengikuti nada,
wajahnya berekspresi antara senyum dan semangat patriotik yang membara, mulutnya
(tanpa suara) nampak turut menyanyikan bait lagu. Terbukti, Paduan suara yang
dipimpinnya terlarut dalam ekspresi semangat kepahlawanan. Tak lupa, Indonesia
Raya ini selalu diakhiri dengan senyum manisnya.
Melihat kepiawaian Fira dalam memimpin paduan suara, aku
teringat kepada para konduktor yang sudah terkenal seperti Addie MS yang
memimpin twilite orchestra dan Erwin Gutawa yang memimpin Erwin Gutawa orkestra, Andi Rianto yang memimpin Magenta Orchestra, Dwiki Darmawan, dan Purwatjaraka. Orang-orang tersebut adalah para
konduktor handal di Indonesia. Ternyata, mereka bisa menjadi konduktor handal
karena mereka
belajar musik. Mereka seorang musikus. Mereka tahu seluk beluk nada, irama,
alat musik dan segala macam bunyi-bunyian. Mereka juga seorang komposer yaitu orang menciptakan hasil karya musik. Maka, kusarankan kepada Fira: "Belajar musiklah Fira!"
Tanpa kusadari, lama-lama mataku pegal karena melirik ke
arah kiri terus-menerus. Tapi aku harus mengucapkan satu kata untuk Fira :
“Excellent !”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar