alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Kamis, 12 Mei 2016

UPACARA HARI KARTINI

Dalam rangka memperingati hari Kartini 21 April 2016, sekolahku menyelenggarakan upacara bendera. Petugas upacaranya special karena semuanya perempuan. Pembina upacaranya juga perempuan yaitu Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, Ibu Arie.

Dalam amanatnya, Bu Arie menyampaikan sebuah pidato secara tertulis.

“Perempuan tidak hanya sekedar “konco wingking” bagi laki-laki. Perempuan harus mempunyai pengetahuan yang setara dengan laki-laki tapi jangan melupakan ketrampilan perempuan untuk memasak, mencuci dan mendidik anak,” kata Bu Arie dengan semangat yang menggebu-gebu.

Pidato ini berisi tentang “perempuan menggugat” sebagaimana Kartini telah menggugat kondisi perempuan pada jamannya. Pidato yang disampaikan kurang lebih selama 20 menit sangat inspiratif tidak saja bagi kaum perempuan tapi juga kaum laki-laki agar bisa lebih menghargai perempuan.

Di akhir pidato, tak ada satu menteri pun yang disebutkan sebagaimana pidato dalam rangka memperingati hari besar nasional. Aku berburuk sangka, “lancang sekali Bu Arie ini, kok berani-beraninya membacakan sebuah pidato tanpa menyebutkan orang yang membuatnya”.


Setelah selesai upacara, aku baru tahu bahwa pidato yang sangat inspiratif itu disusun oleh Bu Arie sendiri. Pantas saja tak ada nama menteri yang disebutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar