alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Rabu, 01 Oktober 2014

BOCORAN (1)


“Siapa yang tadi malam belajar?”, tanyaku persis seperti guru TK.
Tidak ada yang mengangkat tangan.
“Jadi, kalian tidak belajar tadi malam?” tanyaku heran, “Terus, kapan kalian belajar?”
“Tak pernah belajar Pak”, kata mereka serempak.
“haa……! Tak pernah belajar? Kalian ini sudah kelas XII sebentar lagi Ujian Nasional. Kalian harus mempersiapkan diri sejak sekarang?”, kataku dengan semangat sampai berbusa-busa.
“Tak perlu dipersiapkan Pak,” jawab salah satu dari mereka dengan santai.
“Kenapa?,” tanyaku penasaran
“Kan ada bocoran,” jawabnya menohok jantungku.

Rupanya, jawaban itu merupakan efek domino dari isu bocoran jawaban Ujian Nasional sejak 2 tahun yang lalu.
Begini isunya:
Walaupun pemerintah mengklaim bahwa ada 1500 paket soal Ujian Nasional yang diujikan di setiap sekolah sehingga setiap anak dalam satu sekolah akan mengerjakan soal yang berbeda, tapi hukum “pencuri lebih pintar dari polisi” berlaku juga. Dengan membayar 100.000 rupiah, mereka mendapatkan kunci jawaban. Para agen pembocor kunci jawaban mengirimkan kunci jawaban ke wakil agen di sekolah (salah satu siswa) untuk digandakan sesuai jumlah siswa yang telah memesan. Sebelum masuk ruang Ujian Nasional, setiap siswa pembeli kunci jawaban telah menerima selembar kertas yang berisi jawaban lengkap 20 paket untuk mata pelajaran hari itu. Menurut cerita, dari 1500 paket soal ini ternyata sebenarnya hanya ada 20 kunci jawaban berkode. Kode kunci jawabannya yaitu suku kata pertama soal nomor 1. Jadi (menurut cerita juga), untuk kunci jawaban berkode  se- digunakan untuk soal yang pada kalimat nomor 1 berbunyi : sebaiknya, sebagian, selanjutnya, seminggu, dst. Untuk kunci jawaban berkode  de- digunakan untuk soal yang pada kalimat nomor 1 berbunyi : dengan, demikian, desakan, dst.
Mereka yang hati-hati dan takut apabila kunci jawabannya salah, meneliti kembali soal dengan jawaban mereka sendiri. Mereka yang ingin nilainya lebih tinggi juga harus mengerjakan soal yang di lembar kunci jawaban tidak ada jawabannya. Perlu diketahui bahwa setiap paket kunci jawaban tidak 100 % dijawab, hanya sekitar 60 % sampai 80 %. Sisanya, terserah kepada peserta Ujian Nasional, apakah mau dilengkapi atau cukup ikhlas mendapat nilai sesuai dengan jumlah jawaban yang tersedia dalam lembar kunci jawaban.
Isu ini didengar, dipelajari dan dijadikan pedoman oleh adik kelas mereka yang sekarang sedang duduk di kelas XII. Efeknya luar biasa: buat apa belajar kalau dengan 100.000 rupiah bisa lulus dengan mudah.

Kalau isu ini benar, pertanyaannya:
  1.           Mengapa soal Ujian Nasional ini bisa bocor?
  2.           Siapakah agen yang telah membocorkan Ujian Nasional ini?
  3.           Dari mana mereka mengetahui hanya ada 20 kode dalam 1500 paket soal?



Apapun jawabannya, bocoran kunci jawaban Ujian Nasional ini mungkin dianggap turut mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar