alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Rabu, 08 Oktober 2014

FINGER PRINT

Mulai tanggal 1 Oktober 2014 diberlakukan absensi menggunakan finger print, sebuah alat absensi dengan sidik jari dan scan mata. Dengan deg-degan, aku berdiri di depan mesin finger print. Ada sebuah layar mungil. Di sebelah kiri ada angka 06.43 yang menunjukkan jam, di sebelah kanan ada gambar sketsa wajah. Kutatap dalam-dalam mesin itu. Wajahku muncul di layar mungil sebelah kanan. Karena arah menghadapku kurang pas dan mataku belum muncul di layar, mesin berbunyi, “tut” dan muncul tanda silang di layar sebelah kiri. Kuulangi sekali lagi, kuhadapkan wajahku dengan tepat di depan mesin. Kulihat wajahku lengkap ada di layar. Di cekungan sebelah kanan layar ada lampu hijau menyala. Kuletakkan jari  telunjuk kananku di tempat itu. Rasanya hangat. Kemudian terdengar suara “Thankyou” dan muncul gambar sidik jari di sebelah kiri serta data diriku, NIP, Nama, tulisan Verified di sebelah kanan. Kuhirup nafas panjang dan kukeluarkan dengan puas. Lega. Tanpa sadar, senyumku mengembang (jadi cengar-sengir sendiri seperti kawanku yang setiap pagi teriak-teriak di depan toko enderdil sepeda). Bagaimanapun, ada sebuah sensasi setelah berhasil mengawali absensi dengan mesin yang aneh ini.
Mesin finger print ini beroperasi secara online. Absen datang dibuka dari pukul 06.15 sampai dengan 07.00. Absen pulang dibuka dari pukul 14.00 sampai dengan pukul 15.30. Kecuali pada hari jum’at dan hari sabtu. Pada hari Jum’at absen pulang dibuka pada pukul 11.00. dan pada hari Sabtu dibuka pada pukul 12.30. Setiap guru harus datang sebelum jam 07.00 dan pulang setelah jam 14.00. untuk itu, kita harus menunggu setengah jam untuk melakukan finger print karena sekolah usai pada pukul 13.30. Hal ini berkaitan dengan aturan jam kerja PNS 37,5 jam per minggu. Jadi setiap hari, PNS harus bekerja 7 jam dari hari senin sampai hari kamis, 4 jam pada hari jum’at, dan 5,5 jam pada hari sabtu.
Dengan adanya finger print ini, kini ada kegiatan baru di sekolahku: makan siang bersama. Cacing-cacing di perut tak bisa kompromi dan tak mau tahu dengan finger print. Jadwal makan siang mereka harus tepat waktu. Terpaksa deh... isi kantin sekolah yang tinggal sisa-sisa terpaksa kami sikat juga.

Anggaran jadi membengkak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar