alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Minggu, 28 September 2014

HILANG KEPERAWANAN


“Kriiiiing…..kriiiiinng” terdengar hpku berbunyi. Kulihat nomor yang belum dikenal.
“Hallo, assalamu ‘alaikum”, kuangkat hpku
“’a…a…lai…kum ….salam….Paaaak….” hanya itu jawaban di ujung HP. Selebihnya suara tangis sesenggukan.
“Hallo…hallo…, ini siapa?”
Masih sesenggukan yang aku dengan. Kemudian terputus. Beberapa saat kemudian terdengan nada sms hpku. Nomor yang tadi.
“Maaf Pak, saya mantan siswa Bapak. Sekarang saya di Jakarta. Saya mau cerita tapi saya ga kuasa mengatakannya. Maaf Pak.”
Kemudian aku balas smsnya:
“Emang mau cerita apa? Cerita saja. Nggak apa2. Lha ini siapa?”
Smsku dibalas lagi, “Jangan tanya nama saya Pak, saya mohon. Saya malu.
Aku balas lagi, “Ya sudah cerita saja. Saya tak akan nanya nama”.
Kriiing….kriiiiing” suara dering hpku terdengar lagi. Dari nomor yang sama.
“Hallo…gimana? Mau cerita apa?”
Tak ada jawaban. Lagi-lagi hanya sesenggukan yang terdengar.
“Hallo…ayo mau cerita apa?”
“Paak……” hanya itu. Kemudian terdengar sesenggukannya semakin keras.
“Ya sudah, sms saja ya…”, kataku
Sebentar kemudian ada sms:
 “Pak, saya baru saja kehilangan keperawanan saya. Saya telah berbuat dosa. Tolong saya Pak. Saya harus gimana?”
Dalam hati aku kaget. “astaghfirullah”
Aku kirim sms, “kenapa?”
“Sama pacar saya Pak. Tapi saya takut Pak. Saya ingin nasihat Bapak. Mohon Pak. Saya takut Pak. Saya dosa.”
Aku baru saja akan menulis jawaban sms, tiba-tiba hpku berdering lagi.
“Hallo,” aku membuka percakapan, “Gimana ceritanya?, kapan kejadiannya?” tanyaku lebih lanjut.
Lagi-lagi suara sesenggukan tak berhenti.
“Sudah…sudah nggak usah nangis. Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Kamu khilaf. Saya yakin kamu masih ditunjukkan ke jalan yang benar. Kamu masih punya rasa menyesal dan merasa berdosa. Itu artinya Alloh masih memberikan petunjukNya. Sekarang begini, kamu janji kepada saya, kepada dirimu sendiri, kapada Alloh, kamu tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi. Bilang sama pacarmu juga, jangan sampai mengulangi perbuatan itu lagi. Kalau mau melakukan perbuatan seperti itu lagi, menikah dulu. Kamu kuliah apa kerja?”tanyaku pelan mengiringi suara sesenggukan yang semakin jarang.
“Kerja Pak”, kata-katanya lirih mulai muncul.
“Lha pacarmu?” tanyaku lagi
“kerja juga Pak”
“Nah, nunggu apa lagi? Segeralah menikah supaya tidak terjerumus lagi. Bilang sama pacarmu dan orang tuamu. Dibahas baik-baik. Sekarang kamu mandi junub, wudhu, shalat taubat 2 rokaat. Terus istighfar…istighfar. Berdo’a agar selalu diberi petunjuk ke jalan yang benar. Begitu ya !”
“Iya Pak, terima kasih. Wassalamu ‘alaikum”
“Wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokaatuh”, jawabku mengiringi suaranya yang menghilang di ujung sana.
Dalam hatiku, aku berdo’a semoga kamu diampuni, selalu diberi petunjukNya dan menjadi wanita yang shalihah. Siapapun kamu, kamu adalah anakku….
(Maaf kepada seseorang yang ada dalam cerita ini yang sampai sekarang aku belum tahu siapa orangnya dan tidak perlu tahu. Mudah-mudahan ada hikmah di balik cerita ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar