Kampanye calon ketua dan wakil ketua OSIS ramai
sekali. Kampanye ini dilaksanakan setelah apel pagi. Tiga kandidat ketua dari kelas XI dan tiga kandidat wakil ketua OSIS dari kelas X menyampaikan
visi misinya memimpin OSIS tahun pelajaran 2014 / 2015. Ketua dan wakil ketua
dipilih secara terpisah, bukan satu paket. Mereka adalah siswa-siswa terbaik SMA ini. Sebelum mereka jadi kandidat, beberapa tahap seleksi mereka lalui. Dari tahap pendaftaran, semua siswa diberi kesempatan untuk mendaftarkan diri. Tanpa sogokan atau uang muka pastinya. Kemudian, tahap seleksi. Ada dua kali seleksi, tes tertulis dan "fit and proper test", bukan
"duit and koper test" seperti di seleksi pemilihan calon yang lain lho
ya.... Tes tertulis diawasi secara ketat oleh pengurus OSIS lama. Fit and proper test dilakukan langsung oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan pembina OSIS.
Kembali ke kampanye.
Kesempatan pertama diberikan kepada para calon wakil ketua. Kesempatan kedua diberikan kepada calon ketua. Aku merasa ada sesuatu yang janggal dalam pidato mereka. Tak ada satu calon pun yang mengatakan “Pilihlah Aku”. Benar-benar rendah hati. Padahal fungsi kampanye adalah untuk menarik massa untuk memilih mereka. Jauh berbeda dengan pileg dan pilpres yang selalu mengatakan “Pilihlah aku”. Juga tak ada black campaigne “jangan pilih dia karena dia jelek, miskin, kurus, bulukan, jorok, dll”.
Kembali ke kampanye.
Kesempatan pertama diberikan kepada para calon wakil ketua. Kesempatan kedua diberikan kepada calon ketua. Aku merasa ada sesuatu yang janggal dalam pidato mereka. Tak ada satu calon pun yang mengatakan “Pilihlah Aku”. Benar-benar rendah hati. Padahal fungsi kampanye adalah untuk menarik massa untuk memilih mereka. Jauh berbeda dengan pileg dan pilpres yang selalu mengatakan “Pilihlah aku”. Juga tak ada black campaigne “jangan pilih dia karena dia jelek, miskin, kurus, bulukan, jorok, dll”.
Pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS ini
dijamin LUBER dan JURDIL. Tanpa TPS. Cukup dari kelas ke kelas, para pengurus
KPPS berkeliling untuk mengambil suara. Tidak perlu menunggu serangan fajar
atau bagi-bagi sembako, semua civitas akademika diberi kesempatan memilih. Cukup
dengan lembaran kertas ukuran 5 x 10 cm, para pemilih menuliskan nama ketua dan
wakil ketua pilihan mereka. Tidak ketinggalan para guru dan staf Tata Usaha.
Ini lah demokrasi sesungguhnya. Dengan cara ini
pasti muncul pemimpin yang hebat seperti yang diharapkan oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu Ing Ngarso sung Tuladhaa, Ing Madya mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
(Di depan memberi contoh, di tengah membangun prakarsa dan bekerjasama, di
belakang memberikan dorongan dan daya semangat). Semoga bisa ditiru oleh Indonesia.Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar