Setelah 7 hari berlangsung, malam ini adalah malam terakhir Semarak
Pesta Buku. Ramai sekali. Tempat parkir penuh. Aku harus parkir di tempat parkir
dadakan di halaman rumah orang. 2000 rupiah bayar di depan. Tanpa karcis. Keamanan kurang terjamin. Tapi apa daya, hanya itu tempat parkir yang masih kosong. Aku
sebenarnya agak khawatir motorku hilang. Tapi mustahil. Motorku adalah Honda Grand keluaran pabrik tahun
1995. Untuk men-starter saja perlu usaha keras. Dan hanya sambil berdo’a motorku
bisa menyala.
Di dalam gedung wanita, suasananya semakin ramai. Tidak
hanya padat merayap. Tapi juga panas. Malam ini, aku tidak membeli buku. Hanya
mengantar istriku membeli CD anak-anak dan poster untuk sekolahnya, TK. Untuk
membebaskan diri dari udara panas, aku mencari posisi yang tepat untuk
berkipas-kipas ria yaitu di belakang kasir salah satu stand. Kasirnya mbak-mbak
cantik. Awalnya mungkin curiga aku akan mencopet. Tapi melihat tampangku
yang lembut, mbak kasirnya membatalkan niatnya untuk curiga, hanya tersenyum
manis.
Selesai istriku berbelanja, aku berganti peran sebagai
bodyguard yang siap menyibak kerumunan massa. Bertemu dengan teman, tetangga atau saudara di tempat ini betul-betul menyiksa. Walaupun cuma say hello, bersalaman, tanya kabar tapi kami harus menghentikan langkah sebentar.
Untung tak ada acara ngobrol, minta tanda tangan, berselfie, atau bertongsis. Setelah senggol
sana senggol sini akhirnya berhasil dengan gemrobos
(mandi keringat) sampai ke tempat parkir. Alhamdulillah, motorku aman. Kami pulang
dengan sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar