alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 06 Maret 2020

EFEK CORONA


"Hallo Pak, apa kabar?" sapa seorang perempuan di depanku ketika aku tiba di warung pagi untuk membeli sarapan. Suaranya agak tidak jelas.
"Alhamdulillah baik," jawabku mungkin dengan wajah bingung setengah mati karena perempuan di depanku memakai masker warna hijau muda.
"Hmm..siapa ya?" tanyaku penasaran
"Eni Pak," jawabnya masih dengan suara kurang jelas.
"Eni siapa?" tanyaku
"Murid Bapak lulus tahun dua ribu enam belas," jawabnya.
"Tolong maskernya dibuka sih. Biar jelas," suruhku
"Jangan Pak. Corona," jawabnya.
"Waduh di sini belum ada Corona," sanggahku
"Buat jaga-jaga Pak,"

Aku mengalah untuk tidak memaksanya membuka masker, setidaknya aku menghormati ketakutannya terhadap penyakit Covid-19 yang lebih dikenal dengan nama virusnya yaitu Corona.

Kami melanjutkan ngobrol.

"Bapak masih ngajar Bahasa Prancis?"
"Masih lah. Masa ngajar matematika,"

Ngobrol yang tak asyik sama sekali karena aku tak tahu dia itu Eni yang mana.

Setelah selesai membeli nasi megono dan beberapa lauk termasuk gorengan, dia permisi.

"Duluan ya Pak," kata Eni sambil mengulurkan tangannya minta salaman.

"Jangan... Corona," kataku sambil menangkupkan tanganku di depan dada.

Aku kok tiba-tiba ikut takut terhadap Corona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar