Penilaian terhadap peserta didik seharusnya memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Memiliki Validitas yaitu penilaian harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
- Memiliki Reabilitas yaitu menunjukkan ketetapan hasilnya.
- Objektivitas yaitu suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu.
- Efisiensi yaitu tidak membuang waktu dan uang yang banyak.
- Kegunaan/kepraktisan yaitu usefulness (berguna untuk memperoleh keterangan tentang siswa sehingga dapat memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi para siswanya
Untuk memenuhi syarat tersebut, kita harus melalui
langkah-langkah yang penuh perjuangan dan tak ringan :
- Koreksi: koreksilah hasil ulangan akhir semester (UAS) dengan teliti dan hati-hati. Luangkan waktu 2-4 hari penuh untuk mengoreksi hasil UAS. Kalau perlu pagi, siang, sore, malam jangan berhenti menatapi hasil pekerjaan siswa ini. Ambil kopi secukupnya untuk menemani. Setelah koreksi selesai, masukkan nilai ke daftar nilai dan secepatnya disetorkan ke panitia UAS. Siapa tahu ada bonus untuk korektor tercepat: misalnya, voucer gratis nonton balap karung se-kecamatan.
- Konsentrasi: khusus untuk membuat nilai raport, jangan nonton bola atau sinetron, apalagi main game. Hentikan semuanya. Buatlah suasana yang tenang di sekitar kita. Settinglah kamar kedap suara. Kondisikan anak-anak agar tidak berisik atau ramai. Suruh mereka diam atau tidur. Banyak-banyak sedia CTM (obat tidur) untuk mereka. Dengan suasana sepi dan lengang, konsentrasi kita akan lebih baik.
- Kontemplasi: Renungi semua jawaban siswa sebelum dinilai. Siapa tahu ada makna tersirat dibalik jawaban mereka. Seandainya menemukan tulisan-tulisan yang tak bisa dibaca, jangan berburuk sangka. Renungi sekali lagi tulisan tersebut: sebuah jawaban, kode rahasia, resep obat atau anaknya memang belum bisa menulis?
- Meditasi: seandainya makna tulisan-tulisan yang tak bisa dibaca tersebut belum terpecahkan, perlu dilakukan meditasi. Siapa tahu ada wangsit atau petunjuk turun dari langit dan ternyata tulisan tersebut adalah sebuah kode rahasia tentang harta karun. Wooow.
- Refleksi: dipikirkan kembali makna nilai kognitif, ketrampilan & sikap. Untuk menilai 3 ranah tersebut kita harus melihat kembali catatan nilai kognitif (lihat nilai ulangan, UTS dan UAS), catatan ketrampilannya (lihat bakatnya: trampil memanjat pohon, berenang, menjahit, atau trampil dalam bidang lainnya), catatan sikapnya (sopan, santun, jujur, suka menolong, rajin menabung, tidak suka PHP, dan tidak lebay). Untuk itu silahkan croshceck dengan catatan amal baik dan buruk yang dimiliki oleh guru lain.
- Diversifikasi: Tolong membuat nilai itu dibedakan antara siswa yang satu dengan yang lain. Jangan membuat nilai yang sama untuk siswa sekelas. Walaupun terkesan adil tapi pasti diprotes siswa. Masih banyak di antara mereka yang menyamakan jawaban dengan temannya alias mencontek, tapi mereka tak suka disama-samakan. Mereka menjunjung tinggi falsafah Bhineka Tunggal Ika.
- Sentralisasi: kitalah yang membuat nilai. Jangan mencontek atau copas nilai dari pelajaran lain apalagi minta tolong orang lain untuk membuatkan nilai.
- Spekulasi: kadang dibutuhkan spekulasi untuk menilai anak-anak suka berspekulasi. Misalnya, siswa menjawab E padahal pilihan jawabannya hanya A, B, C, D. Walaupun sifatnya spekulasi, buatlah nilai spekulasi yang paling kecil efek negatifnya. Setidaknya itu menyelamatkan kita dari kemungkinan-kemungkinan buruk.
- Toleransi: Membuat nilai dengan sistem KKM (Kriteria Ketuntasan minimal), kita harus menumbuhkan rasa toleransi yang tinggi. Kita harus bisa menahan emosi dan bersabar sesabar-sabarnya untuk menoleransi angkat 3 berubah menjadi angka 7. Ingat, Alloh bersama orang-orang yang sabar.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, mudah-mudahan kita
bisa memenuhi syarat-syarat untuk membuat penilaian yang baik.
Mari membuat nilai !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar