Pagi ini aku sibuk menjelaskan tentang kata benda.
“Dalam bahasa Prancis kata benda mempunyai jenis kelamin,
ada kata benda masculin ada kata benda feminin”, jelasku
Lalu kusebutkan benda-benda yang ada di sekitarku dan kutulis di papan tulis. Ada 10 kata benda yang kutemukan :
- Meja : une table (feminin)
- Kursi : une chaise (feminin)
- buku tulis : un cahier (masculin)
- buku cetak : un livre (masculin)
- pulpen : un stylo (masculin)
- pensil : un crayon (masculin)
- tas : un sac (masculin)
- penggaris : une regle (feminin)
- penghapus : une gomme (feminin)
- sepatu. : une chaussure (feminin)
“Regardez au tableau, Ecoutez et repetez!” perintahku untuk
melihat di papan tulis dan menirukan apa yang aku baca.
“Sekarang, salin di buku kalian!”
Sepuluh menit adalah waktu yang cukup longgar untuk menyalin
kata-kata tersebut ke dalam buku.
“Ça finit?” aku menanyakan apakah sudah selesai. Semuanya
serempak menjawab “sudah” kecuali Dini (nama tak sebenarnya) yang menjawab
“belum”.
“Baik, kita tunggu”
Tiga menit kemudian, aku bertanya kepada Dini, “Ça finit, Dini?”.
“Belum Pak!” jawabnya.
Aku penasaran, waktu 13 menit tidak cukup baginya. Kudatangi
dia.
“O la la, qu’est-ce que tu fait madmoiselle?” aku kaget.
Ternyata kata-kata yang beraada di papan tulis tidak hanya ditulis tapi digambar.
“Pantas, lama sekali kamu. Lain kali, kamu menggambarnya di
rumah. Di kelas cukup dicatat saja,”
“Tapi saya lebih mudah belajar kalau ada gambarnya Pak”
Aku terdiam sejenak mendengar jawabannya. Aku teringat bahwa
salah satu kecerdasan manusia adalah kecerdasan visual spasial (kecerdasan
gambar dan visualisasi). Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk
memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau mencitrakannya dalam
bentuk dua atau tiga dimensi. Itulah yang dimiliki oleh Dini. Dia lebih mudah belajar
dengan gambar. Buku tulisnya juga penuh dengan gambar serta coretan
warna-warni.
Kemampuan visual spasial ini menurut Gardrer dibagi
menjadi tiga komponen dalam bukunya Frames of mind: The Theory of
Multiple Intelligences.
- Kemampuan untuk mengenali identitas sebuah objek yang ada didepannya dari sudut pandang yang berbeda
- Kemampuan untuk membayangkan perubahan sebuah konfigurasi ketika komponen konfigurasi itu dirubah atau dipindah. Misal saat bermain balok, anak dapat membayangkan apabila sebuah balok dipindah nantinya akan terbentuk sebuah bangunan seperti yang ia inginkan
- Kemampuan untuk memahami hubungan spasial antara dirinya dengan benda lain. Misalnya saat naik sepeda, seorang anak dapat memperkirakan jarak dirinya dengan sebuah pohon.
Ciri-ciri anak dengan potensi
kecerdasan ini:
- Mampu/mudah tertarik dengan melihat gambar, bentuk, warna, ruang, benda dengan mudah
- Mudah mengingat letak benda dan lokasi (objek dengan ruang)
- Memiliki daya imajinasi yang tinggi, mampu membayangkan sesuatu yang tidak dilihat
- Memiliki kelebihan dalam menyesuaikan sesuatu menjadi serasi
- Senang mendesain sesuatu/menggambar dan melakukan permainan dengan komputer
- Hasil gambarnya biasanya cukup bagus dan senang membaca peta
Terhenyak dari lamunanku, aku masih menatapi gambar
warna-warni di buku tulisnya.
“Iya, saya tahu tapi menggambarnya di rumah saja. Kasihan
tuh teman-temanmu menunggu,” kataku
“Iya Pak. Maaf,” jawabnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar