alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 16 November 2018

SCHOOL CLINIC JR. NBA

Hari ini sekolahku kedatangan Mathew Jan Montalvo pelatih bola basket Jr.NBA yang berasal dari Iloilo Filipina. Kedatangannya ke sekolahku adalah dalam rangka melakukan School Clinic, sebuah program dari Jr. NBA untuk mengembangkan atlet bola basket usia dini dan siswa sekolah yang digagas oleh NBA.

Sejak pukul 07.30 para siswa kelas X dan XI telah menunggu kedatangannya di tepi lapangan basket. 

Umam dan teman-teman anggota OSIS telah mempersiapkan sound system. Tim bola basket putra dan putri telah siap dengan jerseynya masing-masing.

Beberapa menit sebelum kedatangannya Pak Aji selaku guru olahraga memberitahuku bahwa Mathew sudah hampir sampai.

“Pak, pelatih yang dari Filipina ini ingin berbicara dengan pihak sekolah tapi pakai Bahasa Inggris,” terang Pak Aji.

Aku segera mencari guru Bahasa Inggris. Eee..ndilalah, guru Bahasa Inggris tak ada yang di tempat. Pak Agus Ma dan Bu Arie sedang mendampingi siswa lomba di Semarang. Bu Sari yang tiba-tiba entah dimana, kutelepon dan ternyata sedang ada kepentingan keluarga yang tak bisa ditinggalkan. Akhirnya kutawarkan kepada siapapun yang bisa ngomong Inggris. Sudah kuduga, tak ada yang bersedia angkat tangan.

“Pak, itu tamunya sudah datang,” tiba-tiba Pak Aji nongol menemuiku
“Wah...celaka dua belas,” batinku. Tak ada orang bersedia menjadi penerjemah Bahasa Inggris.

Sebagai salah satu tim kesiswaan, aku segera menemuinya di ruang kepala sekolah. Di sana sudah ada kepala sekolah, tamu dari Philipina itu, Rizki Bara Dwita, seorang laki-laki yang katanya supirnya, kemudian menyusul Pak Eddy, guru olahraga di sekolahku. Tapi, tanpa penerjemah.

“Good Morning, Selamat pagi,” kata orang Filipina itu sambil menyalamiku
“Good morning,” balasku
“Mathew,” dia memperkenalkan namanya
“Basuki,” kataku

Sebagai basa-basi kutanyakan dari mana dia berasal, sejak kapan berada di Indonesia, Berapa lama rencana berada di Batang. Dia menjawab dengan panjang lebar. Tentu saja dalam Bahasa Inggris. Anehnya aku bisa memahami semua kata-katanya. Ternyata, Bahasa Inggrisnya “ngapak-ngapak” alias sangat “medhok”.

Kemudian dia menerangkan program Jr. NBA di Indonesia dan model pelatihan yang akan disampaikan ke para siswa di sekolahku seperti sekolah-sekolah di beberapa kota di Indonesia telah didatanginya selama dua bulan ini.

“Please, drink the tea!” kataku mempersilahkan minum sebelum menuju lapangan basket untuk melakukan school clinic.

Di lapangan telah berkumpul seluruh siswa kelas X dan XI beserta team basket putra-putri dengan seragam khasnya. Sebelum dimulai, kita menyanyikan lagu suporter yang biasa kami nyanyikan dalam pertandingan-pertandingan antar sekolah. Mathew mengikuti dan menshooting dengan camera hp-nya.

“Good morning... Selamat pagi,” Mathew mengawali sapaannya. Seluruh siswa dengan semangat membalas laki-laki yang juga melatih di PAREF-Westbridge School Filipina ini.  Kulihat para siswa kelas XII yang tidak diperkenankan menyaksikan kegiatan ini telah berjajar di depan kelas masing-masing dan turut berteriak membalas sapaan Mathew.

Selanjutnya, Mathew terfokus kepada team basket dan mulai memperkenalkan teknik basket yang baik: jump, denfense, posisi kaki, cara melompat, cara shooting, kerja sama team bahkan cara konsentrasi dan fokus. Dia juga memperlihatkan skill individunya. Driblingnya luar biasa. Shooting bola ke basket masuk dengan mulus. Semuanya membuat decak kagum para siswa dan mendapat tepuk tangan berkali-kali.

Penontonnya full (soalnya gratis)

Fokus ke team Alaska Java (putra putri)

Rizki Bara Dwita
Pelatih bola basket Batang (alumni SMAN 2 Batang)

Jump!

Defense!

Shoot!

Entah sedang ngomong apa dia.

One!

Bersama Pak Eddy

Diakhir school cilinic ini Mathew meminta berfoto bersama dengan seluruh siswa. Setelah sesi foto bersama, giliran laki-laki lulusan Philippine University (CPU) ini dicegat beberapa siswa yang ingin selfie. Mathew melayani permintaan ini dengan senang hati.

Foto bersama : Mathew..dimana kau?

Selfie dulu

Bersama Alaska Java

Acara selesai. Mathew berpamitan dan aku juga mewakili sekolah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Sebelum benar-benar pulang dan melanjutkan perjalanan, ternyata beberapa guru minta foto bersama juga.

Bersama Ibu-ibu guru cantik & bapak ganteng

Pak Taufik pingin difoto hanya berdua


Thankyou Mathew. See you next time.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar