Hari ini sekolahku kedatangan Mathew Jan
Montalvo pelatih bola basket Jr.NBA yang berasal dari Iloilo Filipina. Kedatangannya
ke sekolahku adalah dalam rangka melakukan School Clinic, sebuah program dari Jr. NBA untuk mengembangkan atlet bola
basket usia dini dan siswa sekolah yang digagas oleh NBA.
Sejak
pukul 07.30 para siswa kelas X dan XI telah menunggu kedatangannya di tepi
lapangan basket.
Umam dan teman-teman anggota OSIS telah mempersiapkan sound
system. Tim bola basket putra dan putri telah siap dengan jerseynya
masing-masing.
Beberapa
menit sebelum kedatangannya Pak Aji selaku guru olahraga memberitahuku bahwa
Mathew sudah hampir sampai.
“Pak,
pelatih yang dari Filipina ini ingin berbicara dengan pihak sekolah tapi pakai
Bahasa Inggris,” terang Pak Aji.
Aku
segera mencari guru Bahasa Inggris. Eee..ndilalah, guru Bahasa Inggris tak ada
yang di tempat. Pak Agus Ma dan Bu Arie sedang mendampingi siswa lomba di
Semarang. Bu Sari yang tiba-tiba entah dimana, kutelepon dan ternyata sedang
ada kepentingan keluarga yang tak bisa ditinggalkan. Akhirnya kutawarkan kepada
siapapun yang bisa ngomong Inggris. Sudah kuduga, tak ada yang bersedia angkat
tangan.
“Pak,
itu tamunya sudah datang,” tiba-tiba Pak Aji nongol menemuiku
“Wah...celaka
dua belas,” batinku. Tak ada orang bersedia menjadi penerjemah Bahasa Inggris.
Sebagai
salah satu tim kesiswaan, aku segera menemuinya di ruang kepala sekolah. Di
sana sudah ada kepala sekolah, tamu dari Philipina itu, Rizki Bara Dwita,
seorang laki-laki yang katanya supirnya, kemudian menyusul Pak Eddy, guru olahraga
di sekolahku. Tapi, tanpa penerjemah.
“Good
Morning, Selamat pagi,” kata orang Filipina itu sambil menyalamiku
“Good
morning,” balasku
“Mathew,”
dia memperkenalkan namanya
“Basuki,”
kataku
Sebagai
basa-basi kutanyakan dari mana dia berasal, sejak kapan berada di Indonesia,
Berapa lama rencana berada di Batang. Dia menjawab dengan panjang lebar. Tentu
saja dalam Bahasa Inggris. Anehnya aku bisa memahami semua kata-katanya. Ternyata, Bahasa Inggrisnya
“ngapak-ngapak” alias sangat “medhok”.
Kemudian dia menerangkan program Jr. NBA di Indonesia dan model pelatihan yang akan disampaikan ke para siswa di sekolahku seperti sekolah-sekolah di beberapa kota di Indonesia telah didatanginya selama dua bulan ini.
Kemudian dia menerangkan program Jr. NBA di Indonesia dan model pelatihan yang akan disampaikan ke para siswa di sekolahku seperti sekolah-sekolah di beberapa kota di Indonesia telah didatanginya selama dua bulan ini.
“Please,
drink the tea!” kataku mempersilahkan minum sebelum menuju lapangan basket
untuk melakukan school clinic.
Di
lapangan telah berkumpul seluruh siswa kelas X dan XI beserta team basket
putra-putri dengan seragam khasnya. Sebelum dimulai, kita menyanyikan lagu
suporter yang biasa kami nyanyikan dalam pertandingan-pertandingan antar
sekolah. Mathew mengikuti dan menshooting dengan camera hp-nya.
“Good
morning... Selamat pagi,” Mathew mengawali sapaannya. Seluruh siswa dengan semangat
membalas laki-laki yang juga melatih di PAREF-Westbridge School Filipina ini. Kulihat para siswa kelas XII yang tidak diperkenankan
menyaksikan kegiatan ini telah berjajar di depan kelas masing-masing dan turut
berteriak membalas sapaan Mathew.
Selanjutnya,
Mathew terfokus kepada team basket dan mulai memperkenalkan teknik basket yang
baik: jump, denfense, posisi kaki, cara melompat, cara shooting, kerja sama
team bahkan cara konsentrasi dan fokus. Dia juga memperlihatkan skill
individunya. Driblingnya luar biasa. Shooting bola ke basket masuk dengan
mulus. Semuanya membuat decak kagum para siswa dan mendapat tepuk tangan
berkali-kali.
Penontonnya full (soalnya gratis)
Fokus ke team Alaska Java (putra putri)
Rizki Bara Dwita
Pelatih bola basket Batang (alumni SMAN 2 Batang)
Jump!
Defense!
Shoot!
Entah sedang ngomong apa dia.
One!
Bersama Pak Eddy
Diakhir school cilinic ini Mathew meminta berfoto bersama dengan seluruh siswa. Setelah
sesi foto bersama, giliran laki-laki lulusan Philippine
University (CPU) ini dicegat
beberapa siswa yang ingin selfie. Mathew melayani permintaan ini dengan senang hati.
Foto bersama : Mathew..dimana kau?
Selfie dulu
Bersama Alaska Java
Acara selesai. Mathew berpamitan dan aku juga mewakili sekolah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Sebelum benar-benar pulang dan melanjutkan perjalanan, ternyata beberapa guru minta foto bersama juga.
Bersama Ibu-ibu guru cantik & bapak ganteng
Pak Taufik pingin difoto hanya berdua
Thankyou
Mathew. See you next time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar