“Pak Bas duluan. Nanti kami mengikuti,” jawab salah satu anggota group rebana ketika aku menyurh anak rebana untuk melantunkan sholawat awal. Sebelumnya Pak Yayan telah memimpin pembukaan kegiatan pembacaan kitab Al Banzanji dengan membaca Fatihah bersama. Perlu diketahui, baru pertama kalinya sekolahku mengadakan kegiatan pembacaan kitab Maulidul Barzanji untuk memperingati Maulud Nabi tahun ini yang berlangsung pada hari Senin, 19 November 2018. Maulud Nabi sebelumnya biasanya diisi dengan kegiatan lomba-lomba dan pengajan umum.
“Pak Yayan sekalian langsung saja Ya Robbi Sholli...,”
kataku kepada Pak Yayan sambil menahan microphone di tangannya. Ya Robbi Sholli
adalah syair sholawat di awal kitab Al Barzanji yang biasanya diiringi dengan
rebaana.
“Serahkan saja ke anak-anak rebana,” jawab Pak Yayan. Aku pun
beralih perhatian kepada group rebana.
“Ayo...kalian yang melantunkan sholawat,” kataku.
“Pak Bas yang memulai sholawat dulu, kami yang mengiringi,”
jawab mereka.
Begini nih kalau sebelumnya belum ditentukan pembagian
tugasnya masing-masing. Daripada lempar sana lempar sini, akhirnya aku mengalah
dan mengambil alih microphone dari tangan Pak Yayan. Aku mulai melantunkan
syair “Yaaa..Robbi shooolli ‘ala Muhammad...” dengan suara parau-parau banjir.
Asli, aku kurang percaya diri dengan suaraku sendiri. Entah suara jenis apa suaraku ini. Pokoknya, tidak pas untuk urusan nada dan irama. Tetapi apa boleh buat,
aku harus melakukannya supaya acara ini tidak berhenti sampai di sini.
Selesai kulantunkan sholawat awal, kuberi kesempatan anggota
group rebana untuk memulai membaca pembukaan kitab Al-Barzanji. Lagi-lagi, mereka
saling tunjuk satu sama lain. Aku pun harus mengalah lagi. Aku membaca
pembukaan kitab Al-Barzanji.
“Laqod jaa akum rosuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihimma
‘anittum hariisun... dilanjut Al jannatu
wana’iimuha sa’du limayyusholli wa yusallim.... dilanjut Abtadiul imlaa i
bismidzaatil ‘aliyyah,”
Alhamdulillah, pembacaan kitab Al-Barzanji selesai dengan
sukses.
Dilanjutkan dengan Mau’idhotul Hasanah yang disampaikan oleh
Pak Chundori. Pak Chundori menceritakan tentang keutamaan-keutamaan
memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Beberapa hadits yang melandasi
adanya peringatan Maulud Nabi dijelaskan. Juga diisi dengan renungan oleh
Nanda. Nanda membacakan puisi yang menyadarkan para siswa untuk kembali merenungi
segala dosa yang telah dilakukan kepada sesama teman, kepada guru, dan kepada
orang tua.
Kegiatan Maulud nabi dilanjutkan dengan lomba-lomba yaitu
lomba da’i, kaligrafi, tartil dan adzan.
Yang menilai masing-masing lomba ini adalah juri tunggal.
Juri da’i adalah Pak Yayan, juri kaligrafi adalah Pak Supbechan, juri tartil
adalah Bu Uswatun Khasanah dan juri adzan adalah Mas Slamet. Sudah menjadi kesepakatan
umum bahwa keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Maka, tunggu saja
pengumuman pemenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar