“Pa, tadi dicari anak ke sini minta kunci gudang mushola,”
kata anakku melihatku turun dari sepeda motor sepulang mem-fotocopy.
“Astaghfirullah..iya-iya. Papa langsung ke sekolah.” Kertas
fotocopy kulempar dan aku kembali menyalakan sepeda motor.
Aku yang belum mandi
dan bersandal jepit langsung meluncur ke sekolah. Aku teringat kunci gudang
mushola masih ada padaku. Sesampainya di sekolah, aku langsung menuju mushola
dan membuka gudangnya.
“Ya Alloh Pak. Bapak dicari-cari. Kemana siiih?” Tiba-tiba Meyta
sang ketua Rohis OMAR datang dan mencecarku.
“Iya..maaf..maaf. Tadi pagi sudah dibawa di saku tapi lupa
nggak dikasihkan panitia,” jawabku
“Sekarang di mana?” tanya Meyta lagi.
“Itu sudah menggantung di pintu.”
“Alhamdulillaaah,” Meyta langsung sujud syukur.
Kunci gudang mushola sudah ada di dalam saku celanaku sejak hari
Kamis. Setelah kegiatan ekstrakurikuler rebana pada hari Kamis sore, biasanya
kunci gudang mushola kukembalikan ke ruang TU. Akan tetapi, kemarin ruang TU
telah dikunci sehingga kunci tersebut kubawa pulang. Sejak tadi pagi sudah
kubawa di kantong celana. Niatku, akan kuberikan kepada Meyta atau salah satu
panitia Mabit. Mabit atau Malam Bina Iman dan Taqwa akan dibuka pada sore ini,
Jumat, 16 November 2018 pukul 17.00. Tentu saja, panitia sibuk mencari kunci
gudang mushola karena di dalamnya terdapat sound system, microphone dan rebana
yang diperlukan untuk kegiatan pembukaan Mabit.
Setelah menyerahkan kunci, aku pulang kembali ke rumah untuk
mandi dan berganti pakaian dengan baju koko, sarung dan peci. Sore ini juga
aku kembali ke sekolah menghadiri undangan pembukaan Mabit Rohis OMAR. OMAR
adalah singkatan dari Organisasi Muslim Antar Remaja, sebuah singkatan yang
ddipaksakan. Kenapa tidak Organisasi Remaja Muslim dan disingkat ORM. Tapi jadi
tidak bagus. Ya sudahlah OMAR pun tak apa. Apa arti sebuah nama sih? Kata Shakespere
“What is a name?” Yang penting isinya atau kegiatannya.
Aku sebenarnya ingin mengikuti kegiatan Mabit ini sampai besok
pagi tapi nanti malam ada kepentingan yang tak bisa ditinggalkan. Jadi, maaf ya
anak-anak Rohis! Pak Bas hanya ikut kegiatan pembukaan. Acara pembukaan dimulai
pada pukul 17.00 tepat sesuai undangan. Tumben acara seperti ini tepat waktu. Salut
deh! Kulihat acara ini dihadiri oleh Pak Agus Ma Waka Kesiswaan, Pak Taufiq
Waka Humas, Pak Yayan guru agama Islam dan pembina rohis, Pak Habibi selaku
kepala sekolah yang akan membuka kegiatan, Mas Slamet petugas perpustakaan yang
diminta menjadi seksi dokumenter, peserta Mabit dan aku sendiri. Tapi aku
sebagai apa? Mungkin sebagai pembina ekstrakurkuler rebana karena group rebana rencananya akan ditampilkan
dalam pembukaan tapi akhirnya tidak jadi karena waktu yang sempit.
Setelah sholat maghrib berjamaah, aku pulang. Sementara peserta
Mabit melanjutkan kegiatan dengan baca Qur’an, pengajian, sholat malam, sholat
dhuha, dan pemilihan serta pelantikan pengurus Rohis baru. Kegiatan ini direncanakan sampai
besok pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar