“Kriiiiing…..kriiiiinng” terdengar hpku berbunyi. Kulihat nomor yang belum dikenal.
“Hallo, assalamu ‘alaikum”, kuangkat hpku
“’a…a…lai…kum ….salam….Paaaak….” hanya itu jawaban di ujung HP.
Selebihnya suara tangis sesenggukan.
“Hallo…hallo…, ini siapa?”
Masih sesenggukan yang aku dengan. Kemudian terputus. Beberapa
saat kemudian terdengan nada sms hpku. Nomor yang tadi.
“Maaf Pak, saya mantan siswa Bapak. Sekarang saya di
Jakarta. Saya mau cerita tapi saya ga kuasa mengatakannya. Maaf Pak.”
Kemudian aku balas smsnya:
“Emang mau cerita apa? Cerita saja. Nggak apa2. Lha ini siapa?”
Smsku dibalas lagi, “Jangan tanya nama saya Pak, saya mohon.
Saya malu.
Aku balas lagi, “Ya sudah cerita saja. Saya tak akan nanya
nama”.
Kriiing….kriiiiing” suara dering hpku terdengar lagi. Dari nomor
yang sama.
“Hallo…gimana? Mau cerita apa?”
Tak ada jawaban. Lagi-lagi hanya sesenggukan yang terdengar.
“Hallo…ayo mau cerita apa?”
“Paak……” hanya itu. Kemudian terdengar sesenggukannya
semakin keras.
“Ya sudah, sms saja ya…”, kataku
Sebentar kemudian ada sms:
“Pak, saya baru saja
kehilangan keperawanan saya. Saya telah berbuat dosa. Tolong saya Pak. Saya harus
gimana?”
Dalam hati aku kaget. “astaghfirullah”
Aku kirim sms, “kenapa?”
“Sama pacar saya Pak. Tapi saya takut Pak. Saya ingin
nasihat Bapak. Mohon Pak. Saya takut Pak. Saya dosa.”
Aku baru saja akan menulis jawaban sms, tiba-tiba hpku berdering
lagi.
“Hallo,” aku membuka percakapan, “Gimana ceritanya?, kapan
kejadiannya?” tanyaku lebih lanjut.
Lagi-lagi suara sesenggukan tak berhenti.
“Sudah…sudah nggak usah nangis. Yang sudah terjadi biarlah
terjadi. Kamu khilaf. Saya yakin kamu masih ditunjukkan ke jalan yang benar.
Kamu masih punya rasa menyesal dan merasa berdosa. Itu artinya Alloh masih memberikan
petunjukNya. Sekarang begini, kamu janji kepada saya, kepada dirimu sendiri, kapada
Alloh, kamu tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi. Bilang sama
pacarmu juga, jangan sampai mengulangi perbuatan itu lagi. Kalau mau melakukan
perbuatan seperti itu lagi, menikah dulu. Kamu kuliah apa kerja?”tanyaku pelan
mengiringi suara sesenggukan yang semakin jarang.
“Kerja Pak”, kata-katanya lirih mulai muncul.
“Lha pacarmu?” tanyaku lagi
“kerja juga Pak”
“Nah, nunggu apa lagi? Segeralah menikah supaya tidak
terjerumus lagi. Bilang sama pacarmu dan orang tuamu. Dibahas baik-baik.
Sekarang kamu mandi junub, wudhu, shalat taubat 2 rokaat. Terus istighfar…istighfar. Berdo’a agar selalu diberi petunjuk ke jalan yang benar. Begitu ya !”
“Iya Pak, terima kasih. Wassalamu ‘alaikum”
“Wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokaatuh”, jawabku mengiringi
suaranya yang menghilang di ujung sana.
Dalam hatiku, aku berdo’a semoga kamu diampuni, selalu
diberi petunjukNya dan menjadi wanita yang shalihah. Siapapun kamu, kamu adalah
anakku….
(Maaf kepada seseorang yang ada dalam cerita ini yang sampai
sekarang aku belum tahu siapa orangnya dan tidak perlu tahu. Mudah-mudahan ada
hikmah di balik cerita ini)