Sambil menunggu iqomah sholat isya', kulihat dua anak duduk berdekatan sambil ngobrol. Namanya Alif dan Marchel. Mereka sebaya. Umurnya kurang lebih lima tahun. Aku penasaran dengan obrolan mereka, lalu kudekati mereka dan mereka tetap melanjutkan obrolan tanpa mempedulikanku.
"Kemarin aku main sepeda sampe jauh," kata Alif.
"Kemarin aku di rumah saja," kata Marchel.
Rumah kedua anak ini berjauhan dan aku belum pernah melihat mereka bermain bersama. Maka, aku heran mereka nampak akrab sekali di masjid ini.
"Alif sudah kenal sama ini?" tanyaku kepada Alif sambil menunjuk Marchel.
"Belum," jawab Alif.
"Marchel, sudah kenal sama ini?" tanyaku kepada Marchel sambil menunjuk Alif.
"Belum," jawab Marchel.
Aku terdiam sekejap. Ada raut heran di wajahku.
"Ya sudah sekarang kenalan," pintaku kepada mereka.
Sekarang giliran mereka terdiam. Mungkin mereka bingung mengapa harus berkenalan dan bagaimana cara berkenalan. Toh tanpa berkenalan obrolan mereka tetap asyik.
"Salaman dulu. Tanya siapa namamu?" tuntunku.
"Siapa namamu?" tanya Alif sambil mengulurkan tangan dan disambut oleh Marchel.
"Marchel." jawab Marchel.
"Siapa namamu?" tanya Marchel.
"Alif," jawab Alif.
Kan yang selalu berpeci miring ke kanan dan mata kanannya hampir tertutupi peci dan Ken yang akhir-akhir ini tidak pernah memakai peci terheran-heran melihat ritual perkenalan yang aneh ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar