Hari pertama puasa, Dirin dan kawan-kawan sudah janjian untuk jalan-jalan ke perempatan patrol setelah sholat subuh.
"Rame ya!" celetuk Afif.
"Iya lah. Setiap puasa kan orang-orang jalan-jalan ke patrol lihat bus," jawab Eko.
Ya betul. Banyak orang yang jalan-jalan setelah subuh pada bulan ramadlan. Selain karena pada bulan ramadlan anak sekolah libur, pekerjaan kantoran masuk lebih siang, pekerjaan di sawah juga diundur sampai setelah lebaran, emak-emak sudah tidak memasak untuk sarapan.
Jalan-jalan hanya bisa dilakukan pada bulan ramadlan. Selain bulan itu, tak ada orang yang menyengaja jalan-jalan karena aktivitas harian yang harus dilakukan sejak pagi.
Tujuan bersama dari aktivitas jalan-jalan adalah perempatan patrol. Karena di patrol banyak kendaraan lewat yang bisa dilihat. Walaupun sudah tahu di perempatan patrol banyak kendaraan lewat, tapi tidak setiap waktu orang ke perempatan patrol untuk sekedar melihat bus atau truk yang lewat kecuali ada keperluan pergi ke kota.
"Kita tebak-tebaka yuk!" ajak Afif ketika mereka sudah sampai di perempatan patrol dan duduk-duduk di bawah pohon mahoni.
"Tebakan apa Fif?" tanya Dirin.
"Nomor kendaraan yang lewat, ganjil atau genap?" terang Afif.
"Yang kalah beliin marudin ya!" kata Dirin.
Marudin adalah makanan terbuat dari singkong diparut, diberi bumbu, dikukus, dipotong-potong berbentuk jajaran genjang lalu digoreng.
"Tapi aku nggak punya duit," kata Afif.
"Yah, gitu kok nantang tebak-tebakan,"
"Ya udah, yang kalah metikin buah salam di pinggir kali,"
"Nggak mau. Pokoknya marudin,"
"Waduh dari mana dapat uangnya?"
"Fif...fif. Kan kita bisa cari jambe. Jual ke Eyang Aziz putri. Uangnya buat beli marudin," jelas Dirin.
Jambe atau pinang adalah komponen pokok untuk makan sirih selain sirih, kapur enjet, dan tembakau. Hampir semua perempuan generasi 45 masih makan sirih dan mereka menanam pohon sirih di rumahnya tapi tidak dengan pohon pinang. Pohon pinang banyak tumbuh di pinggir kali. Inilah salah satu sumber mata pencaharian Dirin dan kawan-kawan untuk mendapatkan uang jajan.
"Oh iya. Ide bagus,"
"Ayo kita mulai,"
Mereka saling menebak kendaraan yang lewat. Masing-masing mempunyai sepuluh kali kesempatan untuk menebak. Skor akhir 7 - 4 untuk Afif.
Sepulang jalan-jalan, Dirin segera ke pinggir kali mecari jambe muda yang pas untuk makan sirih. Setelah mendapatkan satu tangkai berisi puluhan pinang, Dirin berlari ke rumah Eyang Azis.
"Kok gasik sekali sudah nyari pinang,"
"Iya Eyang. Soalnya uangnya mau buat beli marudin,"
"Maaf ya Dirin, pinang eyang putri masih ada. Lagian ini kan bulan puasa. Eyang putri makan sirih cuma sekali setelah sahur. Lha Dirin pagi-pagi kok mau beli marudin. Dirin nggak puasa?
Dirin merasa mau pingsan. Wajahnya berubah pucat. Tapi berhasil ditahannya.
"eh iya ding. Lupa Eyang,"
"Ya sudah Eyang,. Nanti sore saja jual pinangnya,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar