Klining...klining..
Es...es...
Suara kliningan yang terbuat dari bel sepeda bekas yang diberi gagang kayu dan bandul dari mur yang diberi tali ditengah2 kliningan menimbulkan bunyi hanya dengan menggoyang-goyangkan gagangnya. Dimantapkan dengan suara penjualnya "es..es" menunjukkan bahwa penjual es sedang berkeliling menjelang maghrib.
Wanto, Toha, Tukimin dan Edi memanfaatkan momentum puasa untuk berjualan es menjelang buka puasa. Mereka mengambil es dari seorang juragan Cina di kota kecamatan. Hanya di kota kecamatan, es bisa diproduksi karena hanya kota kecamatan yang sudah dialiri listrik. Dan hanya pengusaha yang sebagian besar adalah orang Cina yang mempunyai freezer pembuat es.
Berjalan kaki melalui pematang sawah untuk mempersingkat jarak tempuh, mereka berangkat setelah asar dan sampai di desa tepat menjelang maghrib.
Masing-masing anak membawa termos es panjang bertutup kayu yang ketika dibuka berbunyi "pluk". Berkeliling dari rumah ke rumah, es dengan bentuk yang khas bergagang bambu yang mereka bawa terjual laris manis diserbu anak-anak.
Esoknya mereka akan kembali ke kota kecamatan untuk setor hasil penjualan dan kembali membawa es untuk dijual lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar