alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Rabu, 02 Oktober 2019

PISANG BERMASALAH


Waktu menunjukkan pukul 13.00. Udara panas kota Semarang, membuat kami berenam (aku, Pak Kas, Pak Ros, Bu Sri Wati, Bu Anggi, Bu Mar) mencari suatu yang dingin-dingin. Setelah menyelesaikan urusan di kantor BKD provinsi Jawa Tengah, mata kami tertuju pada warung jus buah tepat di seberang jalan depan kantor BKD.

Tersedia bermacam-macam buah untuk kami pilih dan kemudian penjualnya membuatkan jus pesanan kami. Ada mangga, jeruk, terong belanda, tomat dan lain-lain.

"Jus apokat 6," pesan kami sepakat  kepada penjualnya, seorang laki-laki setengah baya.

Menunggu dengan hanya mendengarkan mesin blender menderu tanpa aktivitas adalah sesuatu yang sangat membosankan, apalagi ditambah perut kosong. Melihat pisang ambon warna kuning dan besar-besar di keranjang di antara buah-buah segar lainnya, segera kami ambil sekedar untuk mengganjal perut.

Beberapa saat kemudian, tersaji jus apokat dalam gelas plastik lengkap dengan sedotannya.

"Segarnya," gumamku sambil ngobrol ngalor ngidul.

Selesai menikmati jus apokat dan beberapa pisang, kami segera berhitung.

"Sudah Pak. Jus apokatnya 6 pisangnya 7, Berapa?" tanya Pak Kas.

"Waduh...itu pisang bukan untuk dimakan. Tapi untuk dijus."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar